Judul |
---|
Khittah dan Khidmah – Kumpulan Tulisan Majma’ Buhuts An-Nahdliyyah (Forum Kajian Ke-NU-an) |
Editor (Penyunting) |
M. Bisri Adib Hattani |
Penerbit |
Majma' Buhuts An-Nahdliyah (Forum Kajian Ke-NU-an) Roudloh Al-Thohirriah Kajen Margoyoso, Pati, 2014 (cetakan ke-1) |
Kategori |
2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
2014 |
Judul Tulisan
KH. A. Mustofa Bisri
- Doa Harlah NU ke-85 di GBK Jakarta, 17 Juli 2011
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bagian Satu.
- KH. Wahab Chasbullah
Syirkatul ‘Inah Murabathoh Nahdlatut Tujjar - KH. Hasyim Asy’ari
Mukaddimah Qanun Asasiy Jam’iyyah Nahdlatil Ulama - KH. Hasyim Asy’ari
Empat Puluh hadits Berkenaan Dengan Pendirian Nahdlatul Ulama - KH. Wahid Hasyim
Menyongsong Tahun Proklamasi Yang Kedelapan - Khittah Keputusan Muktamar XXVII NU no 02/MNU-27/1984
- Pedoman Berpolitik Warga NU
Muktamar NU XVIII di Krapyak Yogyakarta Tahun 1989 - Sajak A. Mustofa Bisri
Kau Ini Bagaimana Atawa Aku Harus Bagaimana
Bagian Kedua.
- KH. Abdurrahman Wahid
Nilai-Nilai Normatif dan Re-Aktualialisasi Ajaran Dalam Islam - KH. MA Sahal Machfudl
Agenda Krusia Bahtsul Masaa’il; Mempertimbangkan Realitas Dihadapan Kebenaran Teoretik - KH. A. Mustofa Bisri
Wawancara Imajiner Dengan Hadratussyeikh - KH. Habib Lutfhi Bin Yahya
Memaknai Al-Khamdulillah - Sajak A. Musofa Bisri
Allahu Akbar
Bagian Ketiga.
- KH. Abdul Ghofur Maimoen
Sejarah Fikih Politik Islam Memahammi Lahirnya Model Negara Dalam Fikih Sunni - M. Jadul Maula
“Kembali ke Khittah 1945”: Negara Republik Indonesisa Adalah “Negara Islam”nya Umat Islam Indonesia Menurut Nahdlatul Ulama - Bisri Adib
Perjuangan Ini Hari
Sinopsis
Buku ini berisi kumpulan tulisan dari para muassis (pendiri) dan pimpinan NU untuk forum kajian ke-NU-an (Majma’ Buhuts An-Nahdliyyah). Majma’ Buhuts sendiri adalah forum kulturalnya para kiai yang membahas berbagai persoalan, baik yang ada di internal maupun di eksternal NU.
Judul buku “Khittah dan Khidmah” diambil sebagai penanda atau hal yang identik dengan semangat organisasi NU. Khittah adalah landasan dan garis perjuangan NU, sementara Khidmah atau pengabdian adalah prinsip warga NU dalam bekerja, melayani umat, hidup manfaat untuk kemaslahatan bangsa.
Buku ini dibagi menjadi tiga bagian dari penulis yang berbeda generasi. Bagian pertama, ditulis oleh K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Chasbullah, dan K.H. Wahid Hasyim. Berisi tentang pondasi dan landasan jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Lebih ke teoritisnya mengapa harus ada organisasi NU dan ihwal apa yang melatarbelakanginya.
Tulisan Mbah Hasyim pada bagian ini lebih banyak mengutip ayat/dalil dari kitab suci al-Qur’an dan disertakan juga kutipan hadis nabi, sebanyak empat puluh hadis, yang berkenaan dengan pendirian Nahdlatul Ulama.
Bagian kedua, ditulis oleh Gus Dur, K.H. MA Sahal Machfudl, Gus Mus, dan Habib Lutfhi bin Yahya. Berisi tentang nilai-nilai dan ajaran yang harus diamalkan oleh kaum nahdliyyin. Catatan-catatan bagaimana tata cara pengambilan hukum dalam Islam. Kiai Sahal, dalam tulisannya menyoroti pentingnya eksistensi Bahtsul Masa’il dan tujuannya, yakni mampu mendialogkan teori dan realitas sosial. Tidak hanya sekadar tradisi seremonial di kalangan warga NU.
Tulisan Gus Dur dalam buku ini diambil dari buku Ensiklopedi Ijmak-Persepakatan Ulama dalam Hukum Islam. Tulisan itu dibuka dengan kasus anak adopsi dan UU Perkawinan. Gus Dur menjelaskan secara apik bagaimana hukum normatif yang tetap dipegang teguh, namun sifatnya yang tidak statis atau kaku, saklek. Prinsipnya tetap dipertahankan namun membuka ruang untuk melakukan penafsiran ulang, reaktualisasi ajaran. Agar hukum Islam tetap relevan sampai kapan pun, shalih likulli zaman wa makan.
Seperti hukum potong tangan yang tidak semua negara muslim menerapkannya, lalu diganti dengan hukuman kurungan. Begitu juga dengan perbudakan yang tidak sesuai dengan prinsip kemanusiaan, lalu dihapus. Dengan begitu hukum tetap dinamis, berproses terus, menyesuaikan tantangan zaman.
Bagian ketiga, ditulis oleh Gus Ghofur, Jadul Maula, dan Bisri Adib. Berisi tentang pentingnya NU untuk kembali ke Khittah dan irisan NU dengan politik. Singkatnya, buku ini wajib menjadi pegangan atau bahan bacaan warga nahdliyyin dalam mengambil sikap dan memutuskan sesuatu, jadi ada landasannya dari apa yang sudah dirumuskan oleh para muassis, pendahulu.