Judul |
---|
Agama dan Tantangan Zaman – Pilihan Artikel Prisma 1975-1984 |
Penerbit |
LP3ES, Jakarta, November 1985 (cetakan ke-1) |
Kategori |
2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
1985 |
Judul Tulisan
Pengantar
- Agama: Jawaban atau Pertanyaan ?
Oleh: Imam Ahmad
Bagian I. AGAMA DAN PANDANGAN DUNIA
- Iman, Amal dan Pembangunan
Oleh: Soedjatmoko - Pergumulan Agama dengan Masalah Pembangunan
Oleh: F. Danuwinata S.J. - Dharma, Pancasila dan Pembangunan Manusia Seutuhnya
Oleh: Oka Puniatmaja - Kebatinan dan Pembangunan Masyarakat Modern
Oleh: S.K. Trimurti - Menjadikan Hukum Islam Sebagai Penunjang Pembangunan
Oleh: Abdurrahman Wahid - Pandangan Ekonomi Budha
Oleh: E.F. Schumacher - Pandangan Agama tentang Tanah : Suatu Pendekatan Islam
Oleh: Hassan Hanafi
Bagian II. DIALOG ANTAR-AGAMA
- Agama-agama di Indonesia : Sejarah dan Perkembangannya
Oleh: Gavin W. Jones - Ambivalensi Agama : Antara Dominasi dan Toleransi
Oleh: J. Garang - Dialog Antara-Agama : Kemungkinan dan Batas-batasnya
Oleh: Ignas Kleden - Dialog Antara-Agama : Bisakah Melahirkan Teologi Kerukunan?
Oleh: Djohan Effendi - Santri Abangan dalam Kehidupan Orang Jawa : Teropong dari Pesantren
Oleh: Zamakhsyari Dhofier - Kerjasama Antar-Agama dan Prospeknya : Kasus Sulawesi Utara
Oleh: Y. van Paassen MSc.
Bagian III. AGAMA DAN PERGERAKAN RAKYAT
- Agama dalam Perubahan Sosial
Oleh: Ignas Kleden - Penelitian Sumber-sumber Gerakan Mesianis
Oleh: Onghokham - Mesianisme dan Futurisme
Oleh: Sartono Kartodirdjo - Republik Bumi di Surga
Oleh: Abdurrahman Wahid - Mesianisme dalam Perjuangan Petani : Tinjauan dari Sisi Kekristenan
Oleh: S. Wismoady Wahono - Teologi Pembebasan : Kepalan Tangan Sang Uskup
Oleh: Th. Sumartana - Gereja Antara Yesus dari Nasaret dan Caesar
Oleh: Y.B Mangunwijaya - Agama dan Revolusi di Iran
Oleh: Nasir Tamara
Sinopsis
Buku ini adalah kumpulan artikel pilihan yang pernah diterbitkan oleh majalah Prisma (LP3ES), pada tahun 1975-1984. Berisi tentang pandangan-pandangan para cendekiawan yang menyoal keberadaan agama, mampukah ia beradaptasi dengan tantangan zaman, kehidupan modern, serta bisa menjawab isu-isu pembangunan nasional.
Dari dua puluh satu artikel yang terkumpul, dipetakan pada tiga bagian: Pertama, Agama dan Pandangan Dunia. Kedua, Dialog Antar-Agama. Ketiga, Agama dan Pergerakan Rakyat.
Sederet nama penulis dalam buku ini adalah tokoh-tokoh papan atas—baik luar maupun dalam negeri—yang memiliki profesi bermacam-macam, dari imam Yesuit, diplomat, sastrawan, politisi, hingga kiai. Antara lain: Soedjatmoko, F. Danuwinata S.J, Hassan Hanafi, Y.B Mangunwijaya, Zamakhsyari Dhofier, Ignas Kleden, dan lainnya termasuk Gus Dur. Mereka semua memiliki kepakaran di bidangnya masing-masing.
Dari banyak nama tersebut, hanya Gus Dur dan Ignas Kleden, yang tulisannya ada dua. Tulisan Gus Dur yang pertama, Menjadikan Hukum Islam Sebagai Penunjang Pembangunan (1975), membahas bahwa hukum Islam perlu penyegaran dan pengembangan. Zaman yang terus berubah, dinamis, tentunya hukum juga harus mengalami penyesuaian, tidak terlalu kaku (leterlek), mengikuti apa adanya bunyi teks.
Hukum Islam bisa mempertimbangkan aspek historisitas atau asbabul wurud. Dengan begitu, hukum Islam mampu menjawab tantangan kebutuhan modern. Gus Dur menawarkan gagasannya supaya hukum Islam tetap relevan, responsif, dan lebih peka terhadap perubahan zaman. Seperti hukum waris yang dikodifikasi, disesuaikan dengan sistem peradilan nasional. Hukum Islam bukan ingin dibongkar seenaknya saja, sesuai keinginan (nafsu) manusia, namun tetap berprinsip pada nilai-nilai transenden, dari al-Qur’an dan hadis, sebagai sumber primer ajaran Islam.
Sementara pada tulisan Republik Bumi di Surga (1983), Gus Dur bicara bahwa agama bisa menjadi alat perubahan sosial, revolusioner. Berpihak kepada rakyat miskin dan kaum lemah. Seperti yang pernah terjadi di Mesir, India, dan Amerika Latin, muncul gerakan keagamaan yang tidak hanya bicara etika dan moralitas, namun juga kritis terhadap ketimpangan sosial.
Bahkan di Amerika Latin, pada tahun 1972 Gustavo Merino Guitierez di Peru merumuskan teologi baru; yakni teologi pembebasan. Agama yang seperti ini bisa menjadi gerakan rakyat, tidak hanya terjebak pada ritus-ritus keagamaan, yang mengakibatkan candu.
Pada bab ketiga juga disertakan tulisan-tulisan bernas, yang setema dengan pandangan agama-agama selain Islam. Seperti tulisan Mesianisme dalam Perjuangan Petani: Tinjauan dari Sisi Kekristenan, Teologi Pembebasan: Kepalan Tangan Sang Uskup, dan lainnya. Tulisan-tulisan tersebut menggugah pembaca supaya merefleksikan kembali fungsi dan tujuan beragama, yang mampu membawa perubahan untuk rakyat, mewujudkan bumi seperti di surga, dengan menjalankan amanat-amanat Tuhan. Hidup damai, adil, dan penuh kasih sayang.
Buku ini sangat relevan dibaca siapa pun terutama bagi akademisi atau aktivis yang meminati kajian pada studi perbandingan agama, lintas budaya dan sosial, serta kajian filsafat.