Judul |
---|
Romo Mangun di Mata Para Sahabat |
Editor (Penyunting) |
Y.B. Priyanahadi, dkk. |
Penerbit |
Kanisius, Yogyakarta 1999 |
Kategori |
Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur, Kumpulan Tulisan Bersama |
Arsip Tahun |
1999 |
Judul Tulisan
Sinopsis
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”. Manusia mati meninggalkan nama. Romo Mangun mati meninggalkan makna.
Buku ini memuat kenangan sekaligus menghadirkan kembali sejuta mutiara makna pandangan hidup, keberpihakan, dan perjuangan Romo Mangun melalui kesaksian para sahabat. Mereka menyebutnya manusia multidimensi: rohaniwan, sastrawan, budayawan, intelektual, arsitek, guru bangsa, bapak bangsa, hati nurani bangsa, “nabi” masa kini, pejuang keadilan, pejuang kemanusiaan, dan lain-lain. Sebutan-sebutan yang diberikan itu tentu ada alasannya, dan diuraikan dalam buku ini.
Kita semua, yang memiliki komitmen memperjuangkan mutu hidup pribadi maupun masyarakat kita, sangat terbantu untuk menimba inspirasi dari buku ini. “Yah, asal usaha ini tidak menjadi kultus individu. Karena, yang penting itu bukan saya tetapi rakyat kecil itu yang mesti diperhatikan,” pesan Romo Mangun waktu itu, ketika dimintai persetujuannya untuk penerbitan buku ini. Akhirnya, buku ini memang tidak menjadi kado bagi Romo Mangun seperti direncanakan semula, melainkan justru kado dari Romo Mangun melalui para sahabatnya bagi kita.