Judul |
---|
Dinamika Kaum Muda : IPNU dan Tantangan Masa depan |
Editor (Penyunting) |
A. Helmy Faisal Zein, Nurhakim |
Penerbit |
PP-IPNU, Jakarta, 1997 (cetakan ke-1) |
Kategori |
2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
1997 |
Judul Tulisan
Sambutan :
- Pimpinan Pusat Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (PP-IPNU)
- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
- Menteri Transmigrasi & Pemukiman Perambah Hutan RI
Pengantar Editor
Daftar Isi
Kata Pengantar :
- Kaum Muda dan Tantangan Masa Depan
– Menteri Pertahanan Keamanan RI
Bagian 1 Dinamika Kaum Muda
- Memahami Kaum Muda
– KH. Abdurrahman Wahid - Kaum Muda, Pemimpin Masa Depan
– KH. Ilyas Ruchiyat
Bagian 2 Upaya Mencerna Ulang Tradisi Kultural NU
- IPNU dan Upaya Memahami Konsep Aswaja
– Dr. KH. Sa’id Aqil Siradj - Hubungan Institusional IPNU dan Dinamika Badan Otonom NU
– H. Ahmad Bagdja
Bagian 3 IPNU dan Partisipasi Politik
- IPNU, Partisipasi Politik dan Khittah
– KH. Fu’ad Hasyim - IPNU dan Strategi Keberperanan
– Zainut Tauchid Sa’ady - IPNU dan Dilema Orientasi
– Nurhadi Ridlwan
Bagian 4 NU dan Atmosfir Baru
- NU dan Generasi Baru, Suatu Potret Pergeseran Struktural
– Ulil Abshar-Abdalla - Ikhtiar Memajukan Kualitas SDM NU
– Fajrul Falaakh, SH. MA.
Bagian 5 IPNU, Dinamika Internal dan Eksternal
- Era Baru IPNU, Era Menyongsong Masa Depan
– Hilmi Muhammadiyah - Revitalisasi Peran dan Sistem Kepemimpinan dalam IPNU
– Abdullah Azwar Anas - Membangun Semangat Kejuangan IPNU
– M. Ali Ramdhani
Bagian Lain – Takbir Para Penyair
- Puisi-puisi Karya Sitok Srengenge
- Sumber Tulisan
- Indeks
- Tentang Penulis
Sinopsis
Munculnya berbagai situasi dan kondisi yang mem-fardlu-kan jamiyyah keagamaan NU untuk terlibat ke dalam wilayah-wilayah “serius”, menjadikan IPNU –sebagai garda depan proses pengkaderan di lingkungan NU– lebih “sadar diri”. Bahwa apa yang menjadi semangat, perjuangan NU untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dengan pendekatan keagamaan (ahlus-sunnah wal jama’ah) dan kebangsaannya (nasionalisme) itu, adalah merupakan hal yang perlu ditindak lanjuti oleh IPNU dengan tetap menjaga sikap kritis-konstruktif.
Dari awal sampai akhir,buku ini memang banyak membongkar dinamika yang berkembang di IPNU. Akan tatapi jika kita sepakat untuk– melihat IPNU dalam perspektif kaum muda NU, maka sesungguhnya pun buku ini merupakan representasi, dari diskursus tentang kaum muda NU, baik yang berada dalam badan otonom. NU lainnya seperti GP Ansor, Fatayat NU, IPPNU atau bahkan PMII sekalipun. Dari sini lalu bisa ditarik asumsi bahwa representasi kaum muda NU ini pun sesungguhnya merupakan bagian lain dari perbincangan tentang kaum muda Indonesia pada umumnya, yang –konon– tak henti-hentinya melakukan ijtihad itu.
Ijtihad kaum muda lalu disebut sebagai proses pencarian jatidiri, proses di mana dihitunglah takaran rasionalitas, religiusitas, nalar serta prinsip dalam satuan yang kita sebut dengan nilai-nilai.