| Judul |
|---|
| Indonesia Memasuki Millenium III – Gagasan dan Pemikiran Edi Sudrajat |
| Editor (Penyunting) |
| Ismed Hasan Putro |
| Penerbit |
| Pusat Studi Indonesia, Surabaya, 1998 (cetakan ke-1) |
| Kategori |
| 2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
| Arsip Tahun |
| 1998 |
Judul Tulisan
Daftar Isi
Pengantar Editor
Kata Pengantar
I. Biografi Kebangsaan Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudrajat
II. Gagasan dan Pemikiran
- Agenda Pembaharuan dalam Bingkai Ketahanan Nasional
- Asas Kekeluargaan dan Aspirasi Keterbukaan
- Kepemimpinan dalam Era Keterbukaan
- Agama dan Ketahanan Nasional
III. Dialog tentang Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Wawasan Kebangsaan
- Pengantar Dialog tentang Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Wawasan Kebangsaan
Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudradjat
- Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario
Negara Kita, Cita-cita Para Pendiri Republik Indonesia dalam Memasuki Abad ke-21 - Jenderal TNI (Purn.) L.B. Moerdani
Strategi Pertahanan dan Keamanan yang Berwawasan - Prof. Dr. Loekman Soetrisno
Pengalaman Wawasan Kebangsaan sebagai Bekal Bangsa Memasuki Abad ke 21 - Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, MPA
Perspektif Baru Wawasan Kebangsaan - Prof. Dr. H.A. Matullada
Agama, Kebangsaan dan Demokrasi di Indonesia - Prof. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Globalisasi, Demokrasi, dan Integrasi Bangsa - Prof. Dr. Fanz. Magnis Suseno, SJ.
Kebangsaan dan Demokratisasi - Yahya A. Muhaimin, Ph.D
Dinamisasi Wawasan Kebangsaan - Th. Sumartana, Ph.D
Wawasan Kebangsaan dan Cita-cita Nasional - Alexander Irwan, Ph.D
Mengayun Setengah Langkah Demokratisasi - Faisal H. Basri, MA.
Wawasan Kebangsaan dalam Kehidupan Berekonomi yang Sehat - Fachry Ali, MA.
Refleksi tentang Semangat Kebangsaan dan Kesatuan Nasional: Penglihatan Keluar dan Kedalam - Aswab Mahasin, SH
Kebangsaan dan Kerakyatan - Emha Ainun Nadjib
Rakyat Kecil, Globalisasi dan Soal-soal Kebangsaan - Putu Setia
Paham Kebangsaan dan Pergeseran Moral - Drs. Mulyana W. Kusumah
Demokrasi Berwawasan Kebangsaan - Drs. Rocky Gerung
Globalisasi, Kebangsaan, Demokrasi - Mencari Titik Pandang Bersama:
Tanggapan Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudradjat
IV. Wawancara tentang Indonesia Memasuki Millenium III
- H. Abdurrahman Wahid
Wawasan Kebangsaan dan Formalisme Islam - Prof. Dr. Muladi, SH
Kondisi Kebangsaan dan Tuntutan Globalisasi - Ir. Sarwono Kusumaatmadja
Kebangsaan dan Pembentukan Masyarakat Madani - Ir. Aburizal Bakrie
Sikap Kebangsaan dan Praktik Bisnis - Dr. Anggito Abimanyu
Rakyat Tidak Pernah Diberdayakan - Bambang Wijoyanto, SH
Memperkokoh Dasar Kebangsaan Melalui Pemberdayaan Masyarakat - Hendro Prasetyo, MA
Paham Kebangsaan: Antara Kehendak, Retorika dan Fungsi - Drs. Anas Urbaningrum
Pemuda, Nasionalisme dan Perspektifnya bagi Kehidupan Bangsa
Indeks
Sinopsis
Buku ini pada dasarnya bukan hanya sekadar biografi yang menceritakan tentang sosok Edi Sudrajat. Bagaimana perjalanan hidup dan lika-likunya sebagai seorang jenderal TNI. Namun buku ini justru berisi sebagian besar pemikiran dari para tokoh tentang nasionalisme dan paham kebangsaan. Gagasan dan pemikiran Edi Sudrajat hanya menjadi pemantik yang kemudian didiskusikan bersama.
Buku dibagi menjadi empat bab. Bab pertama berisi perjalanan singkat sang jenderal, yang sebagian besar hidupnya diwakafkan untuk kedinasan, di militer. Bab kedua berisi pemikiran-pemikiran Edi Sudrajat mengenai demokrasi, pemerintahan, HAM, globalisasi, dan lainnya. Tema-tema tersebut sudah menjadi bagian nafas perjuangan dan pengabdian Edi. Jadi sangat dekat dengannya.
Bab ketiga difokuskan pada masalah kebangsaan dan persoalan-persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Pada bab ini, Edi Sudrajat mencurahkan pemikirannya dalam sebuah makalah, yang kemudian ditanggapi dari para tokoh (ada sembilan belas figur) dengan latar belakang yang beragam. Seperti Fanz Magnis Suseno, Faisal Basri, Emha Ainun Nadjib, Rocky Gerung, dan lain-lain.
Bab keempat berisi rekaman wawancara dengan beberapa tokoh, sebagai refleksi atas perdebatan bagaimana tantangan Indonesia dalam memasuki millenium ketiga. Pada bab ini, jawaban atas problem kebangsaan lebih berwarna. Dan membuka pandangan-pandangan baru dari pembaca.
Dalam tulisan Wawasan Kebangsaan dan Formalisme Islam, Gus Dur berpandangan bahwa problem kebangsaan di abad ke-20 adalah penuh ketidakpastian (the age of uncertainty). Setelah abad 19 digadang-gadang sebagai abad ideologi yang ternyata tidak mampu menyelesaikan pelbagai persoalan. Antara lain masalah lingkungan, tindakan diskriminatif terhadap buruh tamu, lemahnya kedaulatan hukum, dan tercerabutnya hak berpendapat yang dijamin oleh Undang-undang.
Gus Dur melihat problem yang terjadi dewasa ini di negara-negara berkembang. Seperti di Somalia yang terjadi konflik antarsuku, pemurnian etnis di Bosnia, komunalisme agama yang masih berlangsung di India dan kaum Baha’i di Iran. Di Iraq gerakan Syiah dicurigai oleh kelompok Sunni, begitu juga yang terjadi di Malaysia dan Indonesia, yang dikhawatirkan mengekspor pikiran revolusi Islam.
Lalu muncul pertanyaan, masih relevankan gagasan tentang wawasan kebangsaan? Disadari bahwa komunalisme sebagai bentuk hubungan internal dan internasional masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh umat manusia. Tidak hanya itu, sempitnya pandangan keagamaan juga dapat memicu konflik. Hal itu terbukti di mana-mana di seluruh dunia. Termasuk keinginan pemberlakuan syariat (hukum agama) untuk negara.
Oleh sebab itu, bagi Gus Dur diperlukan wawasan kebangsaan sebagai bentuk penyadaran kepada semua warga mengenai pentingnya arti hidup bersama, persamaan hak di muka hukum, serta jaminan ketenteraman hidup. Dengan wawasan kebangsaan, bagaimana kepentingan yang berbeda-beda itu diatur secara rasional.