Kembali ke 2 Bunga Rampai

MM Azami Pembela Eksistensi Hadis

2 Bunga Rampai
MM Azami Pembela Eksistensi Hadis
Judul
MM Azami Pembela Eksistensi Hadis
Editor (Penyunting)
Nurul Huda Ma'arif
Penerbit
PT. Pustaka Firdaus, Jakarta, Mei 2002 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Daftar Isi

Muqaddimah

 

  1. MM. Azami Peneliti yang Mengagumkan
    • Oleh: Prof. A.J. Arberry
  2. MM. Azami Pelopor Pembela Hadis Masa Kini
    • Oleh: Pangeran Khalid al-Faisal
  3. Sumbangan M.M. Azmi Terhadap Penyelidikan Hadis
    • Oleh: KH. Abdurrahman Wahid 
  4. Tamparan untuk Pengingkar Hadis
    • Oleh: Syu’bah Asa
  5. MM. Azami Runtuhkan Teori Hadis Orientalis
    • Oleh: Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub
  6. Babak ”Baru” Penulisan Hadis
    • Oleh: Moh. Hariyadi
  7. Pembelaan terhadap Eksistensi Hadis Nabi
    • Oleh: Ahmad Baidowi
  8. Teori Sistem Isnad dan Orientisitas Hadis dalam Perspektif MM. Azami
    • Oleh: Abdul Mustaqim 

 

Khatimah

Sumber Rujukan

 

Sinopsis

Buku ini membicarakan pemikiran Muhammad Mustafa Azami, khususnya komentar atas disertasinya, Studies in Early Hadith Literature. Azami adalah seorang pemikir Islam kontemporer kelahiran Mano India Utara, pada 1932. Beliau mempunyai konsentrasi pada bidang ilmu hadis, bahkan Azami mendapatkan julukan sebagai “Pembela Eksistensi Hadis”.

 

Gelar itu ia dapatkan karena buah pikirnya yang mampu mematahkan pendapat (serangan) dari para orientalis, salah satunya Joseph Schacht, yang menyatakan bahwa hadis bukan berasal dari Nabi Muhammad saw, melainkan hanya bikinan orang-orang abad kedua dan ketiga hijriah. Menjawab keraguan itu dalam disertasinya, Azami pantas mendapatkan gelar kehormatan itu.

 

Pada tahun 70 an namanya masih asing di telinga para intelektual pengkaji keislaman, khususnya ilmu hadis. Gus Dur justru yang pertama kali memperkenalkan pemikirannya pada tahun 1972, tidak lama setelah kepulangannya dari Baghdad-Irak.

 

Pada waktu itu, Gus Dur menyampaikan ceramah ilmiah dalam rangka Dies Natalies ke-5  Universitas Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, dengan judul: Sumbangan M.M. Azami terhadap Penyelidikan Hadis. Banyak hadirin yang tidak paham, nggak nyambung, atas apa yang disampaikan oleh Gus Dur.

 

Pada tahun 1994 setelah karya Azami, Studies in Early Hadith Literature, diterjemahkan oleh Mustafa Ali Yaqub (muridnya) ke dalam bahasa Indonesia, nama Azami baru ramai dibicarakan di tanah air. Banyak orang yang menulis gagasan atau meresensi pemikirannya. Dan, buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang pemikiran Azami yang pernah dimuat di media massa.

 

Penulis-penulis itu antara lain, Gus Dur (diambil dari naskah ceramah di Unhasy), Syu’bah Asa, Moh. Hariyadi, Ahmad Baidhawi, Abdul Mustaqim, Ali Mustofa Ya’qub. Ada juga tulisan dari intelektual luar, Prof AJ Arberry dari Universitas Cambridge Inggris dan Pangeran Khalid Al Faisal, Saudi Arabia.

 

Keunggulan Azami dibanding dengan pengkaji ilmu hadis lainnya adalah, pertama, beliau lulus dari dua tim penguji, Universitas Cambridge Inggris dan lembaga hadiah internasional Raja Faisal Saudi Arabia. Kedua, Azami masuk ke arena pertarungan intelektual yang mana menjadi pusat kerajaan dari orientalis, University of Cambridge. Dua keunggulan ini tak terbantahkan dalam penyelidikan hadis.

 

Gus Dur menulis tentang argumen-argumen yang dikemukakan oleh Azami seputar kajian ilmu hadis. Bahwa Azami dalam studinya itu sangat serius dalam menyelidiki redaksi hadis beserta temanya melalui ilmu mushtolah hadis (mengkategorikan jenis-jenis hadis), memetakan kedudukan periwayat hadis (dengan ilmu Rijalul Hadis dan Thabaqat al-Muhadditsin), dan merumuskan cara pengambilan hukum dari teks hadis.

 

Dengan perangkat-perangkat itu, maka penelitian Azami secara ilmiah dan metodologis telah mematahkan pandangan, serangan, atau tuduhan para orientalis yang menyatakan hadis bukanlah pernyataan/sikap nabi. Wajar jika gelar “Pembela Eksistensi Hadis” disandangkan kepadanya.