Kembali ke 2 Bunga Rampai

Romo Mangun di Mata Para Sahabat

2 Bunga Rampai
Romo Mangun di Mata Para Sahabat
Judul
Romo Mangun di Mata Para Sahabat
Editor (Penyunting)
Y.B. Priyanahadi, dkk.
Penerbit
Kanisius, Yogyakarta 1999 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Daftar Isi

 

Percikan Kesan

Pengantar dari Penerbit

Daftar Isi

 

Bagian 1

Kesaksian Para Sahabat

  1. Perjalanan Romo yang Bijak – Abdurrahman Wahid 
  2. Sebuah Obituari Terlambat – Umar Kayam
  3. Romo Mangun Tidak Pernah ”Plintat-Plintut” – H.M. Amien Rais
  4. Surat Romo Mangun kepada Mas Rudy – A. Malik Fadjar
  5. ”In Memoriam” Romo Mangun – H. Rosihan Anwar
  6. Jip – Goenawan Mohamad
  7. Kiblat – Mohamad Sobary
  8. Jasad itu Bernama – Faruk HT
  9. Romo Mangun: Pembela Kaum Miskin – Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J.
  10. Romo Mangun Sekilas dalam Kenangan – J. Soedjati Djiwandono
  11. Kelirumologi Romo Mangun – Jaya Suprama
  12. Sekadar Ikut Mengantar Kepergian Romo Mangunwijaya – Tajuk Rencana Kompas
  13. Selamat Jalan Bapak Kaum Papa – Tajuk Rencana Bernas
  14. Sebelum Masuk Tanah Terjanji – Sindhunata
  15. Y.B. Mangunwijaya, Hati Nurani Bangsa – Jennifer Lindsay
  16. Alam Pikiran Y.B. Mangunwijaya – Budi Darma
  17. Guru Peziarah – F.X. Mudji Sutrisno
  18. ”Burung-burung Rantau” Elektrifikasi Budaya dari Kacamata Islam – Jamal D. Rahman
  19. Arsitektur Mangun, Roman Mangun, dan Y.B. Mangunwijaya dalam Perjalanan Hidup Seorang Anak Muda – Ignatius Haryanto
  20. Romo Mangun sebagai Guru – A. Supratiknya dan A. Atmadi
  21. Romo Mangun: Lentera Pendidikan – Mutrofin

 

Bagian 2

Gema Sepeninggalnya Romo Mangun

  1. Presiden, ”Selamat Jalan Romo”
  2. Romo Mangun telah Tiada
  3. ”Burung Manyar” Pulang Kandang
  4. Selamat Jalan ”Burung Manyar”
  5. Romo Mangun, ”Aku Wis Kesuwen Neng Donya”
  6. Romo Mangun Dimakamkan di Yogya
  7. Rute Jenazah Melewati Lembah Code
  8. Warga Code Menghentikan Kegiatan
  9. ”Kami Rindu Petuah dari Romo Mangun”
  10. Menunggu Uluran ”Burung Manyar” Lain
  11. Kematian yang Membikin Cemburu
  12. Kepergian Sang Romo
  13. Jubah dan Caping di dalam Peti
  14. Dr. Amien Rais, ”Lebih Cepat dari Kesiapan Kita”
  15. K.H. Abdurrahman Wahid. ”Sama, Cuma Beda Cara”
  16. Wawancara, Mohammad Sobary, ”Romo Mangun, Bak Bisma yang Terluka”
  17. ”Dia Tak Tahan Melihat Penderitaan Orang”
  18. ”Jangan Utamakan Indoktrinasi dalam Mengajarkan Agama”
  19. Sang Humanis Mekarkan Solidaritas
  20. Sang Pembela Manusia yang Ketakutan
  21. Bapak, Kawan, dan Tetangga Rakyat Miskin
  22. Romo Mangun dan Konsep ”Asih-ajrih”
  23. Di SDK Mangunan, Kalitirto: Guru Dianggap sebagai Kakak dan Sahabat
  24. Bagai Anak Ayam Kehilangan Induk
  25. Bukan Sekadar Politik Rohaniwan Biasa
  26. Ikuti Saja Cara Berpikir Bung Hatta
  27. Romo Mangun Sahabat Keluarga Bung Hatta

 

Biodata dan Karya Romo Mangun

Biodata dan Foto Kontributor

Sinopsis

“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”. Manusia mati meninggalkan nama. Romo Mangun mati meninggalkan makna.

Buku ini memuat kenangan sekaligus menghadirkan kembali sejuta mutiara makna pandangan hidup, keberpihakan, dan perjuangan Romo Mangun melalui kesaksian para sahabat. Mereka menyebutnya manusia multidimensi: rohaniwan, sastrawan, budayawan, intelektual, arsitek, guru bangsa, bapak bangsa, hati nurani bangsa, “nabi” masa kini, pejuang keadilan, pejuang kemanusiaan, dan lain-lain. Sebutan-sebutan yang diberikan itu tentu ada alasannya, dan diuraikan dalam buku ini.

Kita semua, yang memiliki komitmen memperjuangkan mutu hidup pribadi maupun masyarakat kita, sangat terbantu untuk menimba inspirasi dari buku ini. “Yah, asal usaha ini tidak menjadi kultus individu. Karena, yang penting itu bukan saya tetapi rakyat kecil itu yang mesti diperhatikan,” pesan Romo Mangun waktu itu, ketika dimintai persetujuannya untuk penerbitan buku ini. Akhirnya, buku ini memang tidak menjadi kado bagi Romo Mangun seperti direncanakan semula, melainkan justru kado dari Romo Mangun melalui para sahabatnya bagi kita.