Judul |
---|
Setahun Bersama Gus Dur – Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit |
Penulis |
Moh. Mahfud MD |
Penerbit |
Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta, April 2003 (cetakan ke-1) |
Kategori |
3 Kata Pengantar, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
2003 |
Judul Tulisan
SURAT UNTUK GUS DUR
PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN
PENGANTAR
- Uraian Historis Tetapi Objektif
Abdurrahman Wahid
MULA PERKENALAN
- Kapan Dikenal oleh Gus Dur?
- Mengundang Gus Dur ke Kampus
- Kontribusi NU
- Pertemuan Pertama
- Komunikasi Ide Lewat Media Massa
DIPANGGIL GUS DUR
- Telepon dari Djohan
- Melalui Alwi Shihab
BERTEMU DI JALAN IRIAN
- Cerita Cincin Hilang
- Dikira Menteri Pertanahan
- Mengangkat Orang tak Berdasarkan KKN
PENGUMUMAN YANG MENGGEGERKAN
- Rekomendasi Hamzah Haz
- Melihat Pengumuman di TV
HAMPIR MUNDUR, DITELEPON GUS DUR
- Dikritik Keras
- Amien Rais Jengkel Berat
- Ragu, Ditelepon Yusril
- Pernah Dicalonkan Menjadi Hakim Agung
- Telepon Gus Dur Membuat Mantap
MENGENAL MEDAN TUGAS
- Tak Paham Pertahanan dan Militer
- Berdiskusi dengan Ahlinya
- Ketetapan MPR No. VI dan VII Tahun 2000
- Gap TNI dan Polri
- Demoralisasi Membuat Gamang TNI
- TNI Diperlakukan Tidak Fair
- Redefinisi, Reposisi, dan Reaktualisasi Peran TNI
- Kita Harus Menjaga
BERTEMU TAUFIK KIEMAS
- Diatur Erwin
- Taufik yang Hangat
- Jangan Fobi Tentara
- Sunnatullah, Kata Taufik
HUBUNGAN DENGAN MBAK MEGA
- Sikap Proporsional
- Soal Dubes Amerika
- Mega Bertanya, Tidak Menolak
- Apresiasi Keislaman Mega
VISI PERTAHANAN KITA
- Negara Bermartabat
- Ancaman Luar Negeri
- Penjajahan Ekonomi dan Ketergantungan
- Ancaman dari Dalam
- Sumber Saparatis: Kepincangan Masa Lalu
- Batas Gerakan Demokrasi
PAHAM KENEGARAAN SAYA
- Ikatan Primodal dalam Kebangsaan
- Dilema: Demokrasi dan Integrasi
- Amandemen sebagai Kebutuhan
- Alasan Amandemen
- Alasan Menolak Piagam Jakarta
MENYIKAPI SOAL ACEH
- Menangisi Saudara-saudara Aceh
- Bersikap Tegas pada GAM
- Masukan Para Tokoh
- Mengadili Pelanggar HAM di Aceh
PENEMPATAN PEJABAT SIPIL DI DEPHAN
- Demiliterisasi Birokrasi
- Makna Supremasi Sipil
- Penyipilan Gubernur Lemhannas
- Tidak Membawa Teman
- Kangen tapi Membatasi Diri
KONFLIK PRESIDEN DAN DPR
- Bermula Sejak Awal
- Pemberhentian Hamzah Haz
- Giliran Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla
- Pemberhentian Wiranto
- Dihantam Kasus Bulog
- Bantuan Sultan Brunei
- Gus Dur Di-Pasus-kan
- Tiga Kelemahan Gus Dur
HIRUK PIKUK SOAL DEKRIT
- Ancaman Balik yang Menghebohkan
- Mengapa Saya Hadir?
- Dibicarakan pada Rapat Inti Polsoskam
- Posisi Konstitusional Dekrit Presiden
- Pandangan Akademis Saya
- Perbandingan dengan Dekrit 1959
- Merekomendasikan Tak Ada Dekrit
SOAL TIM LOBI PRESIDEN
- Tegakkan Konstitusi
- Tim Tujuh dan Tim Lima
- Tim Lima Lebih Sulit
DEMOKRASI BUKAN PASAR
- Upaya Mencari Kompromi
- Kompromi yang Gagal
- Tawaran Dekrit Lain
DANA BULOG MENGHEBOHKAN GOLKAR
- Bermula dari Universitas Halu Uleo
- Pertanyaan Menyimpang
- Golkar Bantah Keras
- Tidak Mau Proaktif
- Tak Setuju Pembubaran Golkar
- Menggiring Tersangka
BAHARUDDIN LOPA MASUK KABINET
- Bau Busuk Mafia Peradilan
- Lopa Terlambat Bergabung
- Akbar Pertahankan Marzuki
- Yusril Keluar, Lopa Masuk
MENGENANG SEPAK TERJANG LOPA
- Lopa Tak Memperdulikan Opini
- Membela Gus Dur
- Lopa ke DPR dan Dikecam
- Sama Sikap, Berbeda Alasan
- Minta Fatwa MA
- MA Menjawab di Luar Permintaan
- Tanggapan atas Kekecewaan
- Lopa Membaca Jawaban Memorandum
- Alasan Pembelaan Lopa
- Saran Lopa: Biarkan Unjuk Rasa
LOPA DIANGKAT DAN PERGI SEBAGAI JAKSA AGUNG
- Disambut Pro dan Kontra
- Lopa Terus Melangkah
- Rumor Kematian Lopa
- Mencari Pengganti Lopa
- Marsillam Menjadi Jaksa Agung
MAKLUMAT TANGGAL 28 MEI
- Berisi Tugas Biasa
- Rencana Tindakan Darurat
- Gagal Memperoleh Jaminan
- Yudhoyono Semula Menolak
PENGALAMAN MENJADI MENTERI KEHAKIMAN
- Merangkap Jabatan Menteri Pertahanan
- Papar Gagasan Pembangunan Hukum
- Mengapa KKN Sulit Diberantas?
- Amputasi atau Ampuni
- Perubahan Paradigma
- Tim Panel Investigasi Hakim
- Demisioner Sebelum Bekerja
DORONGAN MENINGGALKAN GUS DUR
- Pendirian Gus Dur yang Kokoh
- Tak Mau Meninggalkan Gus Dur
- Diyakinkan Amien Rais
- Saran Amien: Saya Berhenti Membela Gus Dur
- Saran dari Teman Lain
MASALAH GHAIB DI SEPUTAR GUS DUR
- Tak Merasa Wali
- Pesan-pesan Ghaib
- NU dan Orang Madura
- Cerita Marsillam dan Irwan
- Informasi Jatuhnya Soeharto
- Gus Dur: Saya Rasional Saja
PESAN LANGIT DAN LANGITAN BAGI GUS DUR
- Sumber Informasi Gus Dur
- Pesan Langit
- Pengaruh Langitan
- Dasar Naqliyah Masalah Ghaib
HUMOR ADALAH VITAMIN GUS DUR
- Ingatan yang Luar Biasa
- Kaya Humor
- Vitamin Humor
KETIKA GUS DUR DILENGSERKAN
- Tugas ke Jawa Timur
- Gus Dur Menyuruh Saya Berangkat
- Presiden Mengeluarkan Maklumat
- Gus Dur Biasa-biasa Saja
- Cacat Hukum yang Tak Bisa Ditolak
- Meninggalkan Istana
SIKAP GUS DUR PADA ORANG LAIN
- Pembela yang Lemah
- Naikkan Gaji Pegawai
- Angkat dan Pecat Pejabat
- Pengangkatan Kapolda Metro Jaya
- Tak Tergantung Pembisik
- Murah Hati dan Suka Iba
- Sikap terhadap Kritik
PENEGERIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
- Informasi dari Mendiknas
- Memanggil Pimpinan Unibang
- Tak Jadi Berpidato
PLINTIRAN PERS YANG MEMOJOKKAN
- Rakus Berkomentar
- Dekat dengan Wartawan
- Pers Membangun Kesan
- Soal Numahmudi Ismail
- Soal Jatuhnya Pesawat
- Soal Pemboman oleh TNI
SOAL DOA DAN PARANORMAL
- Hanya Karunia Allah
- Doa Bisa dan Tiga Surat Qur’an
- Paranormal yang Saya tak Acuhkan
- Ramalan yang Hampir Benar
DI ANTARA NU DAN MUHAMMADIYAH
- Pertanyaan tentang ke-NU-an
- Lingkungan NU
- Masuk Pondok Pesantren
- Ayah Ditahan karena NU
- MD, Singkatan Nama Ayah
- Sentuhan dengan Muhammadiyah
- Dekat dengan Keduanya
JALINAN DENGAN KAMPUS, PESANTEN, DAN LSM
- Terus Mengajar
- Memberi Pengajian
- Mengunjungi Pondok Pesantren
- Kerja Sama dengan LSM
PROYEK DAN ISU HARTA KARUN
- Dikejar-kejar Rekanan
- Tak Mengenal Rekan
- Pengalaman akan Dijual kepada Rekanan
- Hanya Babi yang Tidak Ingin Uang
- Iming-iming Harta Karun
KIKUK DENGAN PROTOKOLER
- Lebih Suka Rileks
- Duduk di Lantai
- Kadangkala Agak Kampungan
- Soal Salaman dan Pakaian
DARI KAMPUS KE PARPOL
- Isyarat Gus Dur Keluar dari PKB
- Masuk Parpol atau Kembali ke Kampus
- Menolak Jadi Rektor
- Mengapa Masuk PKB?
- Hubungan dengan PAN
- Hubungan dengan Partai Keadilan
- Hubungan dengan Partai Umat Islam
- Hubungan dengan PPP dan Golkar
PELAJARAN BERHARGA
- Benar Secara Akademis, Tidak Secara Politik
- Kawan Sejati dan Kawan Musiman
- Perkawanan Gus Dur
- Informasi Sesat yang Menjerumuskan
- Disikapi dengan Hormat
- Seperti Masuk Program Doktor
KESAN KAWAN
DARI SURAU KE KABINET, KILASAN RIWAYAT HIDUP
- Ayah, Ibu, dan Saudara Kandung
- Pendidikan
- Keluarga
- Organisasi dan Karya
- Pengalaman Jabatan
INDEKS
Sinopsis
Ketika pada tahun 2000 Presiden Abdurrahman Wahid mengangkat Mohammad Mahfud MD menjadi Menteri Pertahanan, banyak yang ragu dan pesimis atas kemampuannya, tetapi Gus Dur mengatakan bahwa profesor muda ini akan mampu mengemban tugasnya.
Ternyata, setelah menduduki jabatan menteri, Mahfud menjadi politisi-akademisi yang fenomenal. Sepak terjang dan pernyataan- pernyataannya merupakan perpaduan antara sikap akademisi yang jernih dan politisi yang lincah dan lugas. Gaya bicaranya tenang tetapi selalu nalar, tajam dan berani. Sangat loyal terhadap Gus Dur tetap tetap kritis sehingga sering dijuluki sebagai “peluru tak terkendali dari kabinet Gus Dur.
Buku ini memaparkan pemikiran, penafsiran, dan reaksi Mahfud terhadap apa yang dilihat dan dialaminya selama satu tahun menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Gus Dur, mengungkap fakta tersembunyi, terutama seputar pergulatan politik yang keras antara Presiden Gus Dur dan DPR, dan juga segi-segi manusiawi dari seorang Gus Dur yang penuh humor, setia kawan, egaliter, temperamental, kokoh pendirian, serta hubungannya dengan dunia langit dan poros Langitan. Mahfud juga mengurai visi, misi, dan konsepsi dunia pertahanan, paham kenegaraan, paradigma baru pembangunan hukum, dan solusi alternatif untuk memotong hambatan dilematis dalam menyelesaikan masalah hukum di Indonesia.
Disajikan dengan gaya bertutur yang mengalir lancar, namun dengan argumen-argumen yang ditampilkan dengan logis dan jujur, inilah karya yang unik yang ditulis dengan semangat subyektif tetapi tersaji dalam gelora dan tanggung jawab obyektif. Gus Dur mengatakan buku ini sebagai “Uraian Historis tapi Obyektif”.