Judul |
---|
Memelihara Umat – Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa |
Penulis |
Pradjarta Dirdjosanjoto |
Penerbit |
LKiS, Yogyakarta, Maret 1999 (cetakan ke-1) |
Kategori |
3 Kata Pengantar, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
1999 |
Judul Tulisan
Pengantar Redaksi
Prakata
Pengantar
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan
- Kiai-kiai yang Saya Amati
- Kiai Muhzakir
- Kiai Muhdi
- Pendekatan dalam Studi Ini
Bab 2. Pokok Studi, Acuan, dan Cara Kerja
- Pokok Studi
- Beberapa Studi Lain sebagai Acuan
- Cara Kerja Lapangan
- Sistematika Buku Ini
Bab 3. Beberapa Indikator Historis tentang Peranan Kiai di Jawa
- Islamisasi Jawa dan Jawanisasi Islam
- Peran Politik Para Elite Agama
- Pengaruh Politik Pemerintah Kolonial Belanda
- Pengekangan terhadap Kiai
- Pengekangan terhadap Haji
BAGIAN I
ISLAM DI PASISIR TIMUR DAERAH MURIA
Bab 4. Daerah Tayu: Perkembangan Wilayah dan Islam
- Gambaran Umum Wilayah
- Ekologi, Mata Pencarian dan Kependudukan
- Perkembangan Ekonomi dan Sosial di Tayu Sejak Awal Abad Ini
- Islam dan Awal Perkembangannya di Tayu
- Mitos Mutamakin
- Kedungsantri: Desa Perdikan dan Pusat Perkembangan Islam Setempat
- Perkembangan Politik dan Islam di Tayu
- Masa Sebelum Kemerdekaan
- Perkembangan Muhammadiyah di Tayu
- Masa Sesudah Kemerdekaan
Bab 5. Tiga Desa Islam di Daerah Tayu
- Kedungsantri: Desa Pesantren
- Penduduk dan Pesantren
- Penduduk dan Mata Pencariannya
- Makan Mutamakin dan Tradisi Khol di Kedungsantri
- Pemerintahan Desa
- Desa Karangrum
- Letak dan Keagamaan Penduduk
- Kaum Santri dan Abangan
- Makam Sosroyudo: Punden Desa
- Mata Pencarian Penduduk
- Pemerintahan Desa dan Pengaruh Pusat
- Desa Mletik
- Letak dan Mata Pencarian Penduduk
- Pemerintahan Desa dan Politik
- Kampung Baru
BAGIAN II
KIAI DAN UMAT ISLAM
Bab 6. Langgar dan Masyarakat Islam Lokal
- Perkembangan Langgar di Tayu
- Pengajaran Agama di Langgar
- Kegiatan Keagamaan di Langgar
- Langgar sebagai Pusat Pertemuan Umum
- Beberapa Motivasi Mendirikan Langgar
- Kiai Langgar: Sumber-sumber Kewibawaannya
- Sumber Ekonomi Keluarga
- Hubungan Perkerabatan
- Kualitas Pribadi
- Kiai Muhsin
Bab 7. Pesantren: Lembaga Pendidikan dan Pusat Ortodoksi Islam
- Perkembangan Pesantren di Daerah Tayu
- Para Santri
- Sistem Pengajaran di Pesantren
- Sumber Ekonomi
- Kehidupan Sehari-hari di Pesantren
- Sumber-sumber Kewibawaan Seorang Kiai
- Hubungan Kiai Pesantren dengan Kiai Langgar
Bab 8. Madrasah dan Tarekat
Menuju Medan Publik vs Memasuki Agama Pribadi
- Madrasah: Relasi yang Sensitif antara Sekolah Umum dan Sekolah Agama
- Perkembangan Madrasah di Daerah Tayu
- Madrasah Karangarum: Artikulasi Politik Kaum Santri
- Madrasah Mletik: Menggalang Dukungan Umat
- Tarekat
- Perkembangan Tarekat di Tayu
- Pengajian Tarekat Kiai Muhari
- Kiai Tarekat
BAGIAN III
KIAI DAN MEDAN-MEDAN POLITIK
Bab 9. Medan-medan Politik Lokal yang Sedang Berubah: Hubungan Agama dan Politik
- Depolitisasi dan Birokrasi: Pelaksanaan Politik Islam Orde Baru di Tingkat Lokal
- Dari Modin ke Kaur Kersa: Pergeseran Fungsi Pejabat Agama di Lingkungan Pamong Desa
- Zakat Fitrah: Antara Dukungan dan Pengambilalihan
– Pengertian Fitrah
– Pengelolaan Fitrah
– Beberapa Perubahan dan Pengaruhnya terhadap Peran Kiai
- NU: Organisasi Para Ulama dan Peran Politik Kiai
- Struktur Organisasi dan Sifat Kepemimpinan di dalam NU
- NU dan Dinamika Politik Lokal – Peran Politik Kiai
Bab 10. Arena-arena Konflik dan Kerjasama
- Kiai dan Orang-orang Terkemuka di Desa: Elite Lokal
- Kepala Desa sebagai Inti ‘Orang Kuat’ di Desa
- Pemilihan Kepala Desa: Peran Kiai yang Semakin Bervariasi
- Pemilihan Kepala Desa di Karangarum dan Mletik
- Para Calon
- Kampanye
- Faksionalisasi dan Persaingan antara Elite yang Sudah Mapan
- Upaya Memperoleh Dukungan: Aliansi yang Berubah-ubah
- Hubungan Dengan Supradesa
Bab 11. Penutup
Daftar Pustaka
Indeks
Sinopsis
Variasi respons politik antara “kiai pesantren” dan “kiai langgar”, pola konflik dan integrasi, pola pergeseran aliansi politik dengan tokoh birokrasi, tokoh partai, dan kekuasaan ekonomi lokal adalah fakta klasik yang selalu memperoleh aktualisasinya.
Pragmatisme kah ataukah komitmen terhadap umat?