Kembali ke 3 Kata Pengantar

9 Tahun PKB – Kritik & Harapan

3 Kata Pengantar
9 Tahun PKB – Kritik & Harapan
Judul
9 Tahun PKB – Kritik & Harapan
Editor (Penyunting)
Yenny Zannuba Wahid, A. Effendy Choirie, M. Kholid Syeirazi
Penerbit
Panitia Nasional Harlah ke-9 PKB, Jakarta, Juli 2007 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Daftar Isi

 

Refleksi 9 Tahun PKB: Sekapur Sirih

 

Prolog

  1. KH. Abdurrahman Wahid – PKB, Proses Yang Belum Selesai
  2. KH. A. Hasyim Muzadi – Mengapa PKB Harus Ada?
  3. HZ. Arifin Junaidi – Belajar dari Sejarah PKB
  4. Kacung Marijan – Hasil Pemilu PKB dan Partai NU: Mengapa Beda?
  5. Moh. Mahfud MD – Indonesia Membutuhkan PKB!
  6. Sarwono Kusumaatmadja – Indonesia dalam Pergumulan Ideologi dan Tempat Mabda’ Siyasiy PKB
  7. Hermawan Sulistyo – PKB Masa Kini dan Masa Datang
  8. Laode Ida – Modal Dasar dan Tantangan PKB ke Depan
  9. J. Kristiadi – Pergulatan dan Tantangan PKB Memenuhi Harapan Bangsa
  10. Sukardi Rinakit – PKB, Sebuah Sungai Budaya
  11. Yudi Latif – Transformasi PKB: Dari Jaringan Kultural ke Jaringan Fungsional
  12. Andi Muawiyah Ramly – Peran Islam dalam Dunia Politik: Sudut Pandang NU dan PKB
  13. Effendi GazaliGreen Green Party of Home
  14. Ali Masykur Musa – 9 Tahun PKB: Pekerjaan Rumah yang Belum Selesai
  15. A. Effendy Choirie – Menjadikan PKB Partai Nasional dan Terbuka

 

Epilog

  1. A. Muhaimin Iskandar – PKB, ”Social Capital” dan Proyeksi Masa Depan

 

Tentang Penulis

Daftar Pustaka

Lampiran

Sinopsis

Sejak PKB lahir pada 23 Juli 1998, ‘perlawanan’ datang silih berganti dari berbagai arah, baik dari dalam maupun dari luar. Namun, ujian, rongrongan, dan tantangan beruntun itu, berhasil dilalui dengan baik oleh PKB, meski terasa sangat berat. PKB terbukti eksis sampai sekarang, Bahkan, dalam dua kali pemilu (1999 dan 2004). PKB berhasil menempati peringkat pertama di antara partai-partal pendatang baru di era reformasi dan peringkat ketiga setelah partai-partai besar warisan kekuatan lama.

 

Kini, PKB memasuki usia sembilan tahun (23 Juli 2007). Tampaknya, ujian, rongrongan, dan tantangan itu belum akan segera mereda. Meski demikian, harapan terhadap kiprah dan kehadiran PKB selalu ditunggu-tunggu di Republik ini. Karena itu, betapapun besarnya gelombang badai yang dihadapi, PKB tetap konsisten berkhidmat demi bangsa dan negara yang tercinta ini. PKB sadar, dalam usia yang relatif belia ini, kita masih berada dalam proses yang belum selesai.

 

Dengan modal kekuatan ideologis, politis, dan kultural dari jam’iyah dan jama’ah Nahdlatul Ulama (NU), plus kekuatan non-NU, serta dibarengi kerja keras membangun sinergi dan konsolidasi antara ulama-politisi, tua-muda, aktivis-intelektual, jaringan profesional, dan program-program konkret untuk rakyat, PKB akan menjadi partai besar yang mempunyai masa depan.