Kembali ke 2 Bunga Rampai

Bunga Rampai Khotbah Islam Dimensional

2 Bunga Rampai
Bunga Rampai Khotbah Islam Dimensional
Judul
Bunga Rampai Khotbah Islam Dimensional
Editor (Penyunting)
Drs. H.A. Nur Alam Bakhtiar, Drs. H.A. Fathoni Muhyi, Drs. H. Makmun Thoha, S. Mohammad Hadi AK, Drs. Abdurrahman, H. A. Ghazali Muchtar
Penerbit
P.T. Iqamatuddin, Jakarta, Agustus 1991 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Kata Pengantar

Daftar Isi

 

  1. Taqwa
    Oleh: Prof. Dr. Harun Nasution
  2. Tauhid
    Oleh: Prof. Dr. T. Jacob
  3. Idul Adha dan Solidaritas Muslim
    Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid 
  4. Ibadah Haji, Menciptakan Masyarakat Seutuhnya
    Oleh: H. Zainul Kamal, MA
  5. Meningkatkan Kualitas Iman
    Oleh: Dr. H. Satria Efendi. M. Zein
  6. Jadilah Sekelompok Ummat Agniya yang Tanggap terhadap Masalah Kesenjangan Sosial
    Oleh: Dr. H. Aminuddin Rasyad
  7. Beragama dan Kesediaan Berkorban
    Oleh: Dr. H. Aqib Suminto
  8. Pengendalian Diri
    Oleh: Prof. A. Baiquni M.Sc., Ph.D.
  9. Iman dan Taqwa Menurut Al-Qur’an
    Oleh: Dr. H. Moh. Quraish Shihab, MA
  10. Menatap Masa Depan
    Oleh: Prof. Dr. H. Rachmat Djatmika
  11. Kehidupan yang Penuh Rahmat di Metropolitan
    Oleh: Achmad Noe’man
  12. Tujuan Hidup dan Citra Ummat Islam
    Oleh: Dr. H. Said Husin Al Munawar, MA
  13. Urgensi Iman dalam Menghadapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern
    Oleh: Dr. H. Said Husin Al Munawar, MA

 

Sinopsis

Buku ini adalah kumpulan teks khutbah yang disampaikan oleh para khatib saat momen perayaan Idul Fitri dan Idul Adha di Masjid Agung Sunda Kelapa. Gus Dur sendiri mendapatkan jatah khutbah pada 5 Agustus 1987/10 Dzulhijjah 1407, atau saat hari raya Idul Adha.

 

Penerbitan naskah khutbah ini bertujuan agar dapat dinikmati atau dibaca publik secara luas (sebagai syiar Islam). Terutama bagi mereka yang tidak bisa mengikuti salat ‘id di masjid agung tersebut. Selain itu, buku ini dapat menjadi pegangan bagi para da’i, khatib, guru agama, atau tokoh masyarakat yang lain untuk memperdalam wawasan keislaman dengan tema-tema tertentu, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

 

Total ada 12 khatib, antara lain: Harun Nasution, Quraish Shihab, Said Husin Al Munawar, dan lainnya termasuk Gus Dur. Tema-tema yang dibicarakan sebagaimana yang sering kita dengar saat khutbah—baik Jumat maupun ‘id. Dari yang tentang iman dan taqwa (ketauhidan), ubudiyyah (peribadatan), hingga muamalah (sosial masyarakat).

 

Gus Dur menyampaikan khutbahnya dengan judul “Idul Adha dan Solidaritas Muslim”. Ada tiga poin yang disampaikan olehnya. Pertama, pentingnya kesadaran akan kebersamaan (solidarity), bahwa umat Islam tetap menjadi komunitas yang satu dengan segala perbedaan pandangan.

 

Kedua, kaum muslimin perlu bersama-sama mengupayakan penegakan keadilan, karena Islam lahir untuk menegakkan keadilan dan menentang ketidakadilan. Ketiga, ibadah tidak hanya fokus pada Allah semata (hablum minallah), namun erat kaitannya dengan hubungan kepada sesama, horizontal, hablum minannas. Peristiwa kurban adalah petunjuk akan hal itu. Tentang keikhlasan Nabi Isma’il dan keteguhan Nabi Ibrahim. Daging kurban sebagai simbol pemerataan pembangunan, keadilan sosial.

 

Dari buku ini kita tidak hanya sekadar tahu bahwa Gus Dur pernah menjadi khatib salat ‘id, namun besar harapannya mampu menyerap apa yang disampaikan oleh Gus Dur dan khatib-khatib yang lain tentang dimensi-dimensi Islam.

 

Yang dikhutbahkan Gus Dur tidak jauh dari apa yang selalu diupayakan olehnya selama hidup, baik sebagai pemimpin organisasi kemasyarakatan maupun pemimpin tertinggi negara. Selalu memegang teguh pada prinsip-prinsip atau nilai-nilai universal. Membela kaum lemah dan memperjuangkan kehidupan agar lebih baik.

 

Pesan-pesannya pun masih relevan jika hendak didaur ulang atau dikontekstualisasikan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini, tentang kepedulian kepada sesama muslim dan berlaku adil pada siapa pun.