Kembali ke 3 Kata Pengantar

Islam-Nasionalisme UMNO-PKB – Studi Komparasi dan Diplomasi

3 Kata Pengantar
Islam-Nasionalisme UMNO-PKB – Studi Komparasi dan Diplomasi
Judul
Islam-Nasionalisme UMNO-PKB – Studi Komparasi dan Diplomasi
Penulis
Dr. A. Effendy Choirie
Penerbit
Pensil-324, Jakarta, Mei 2008 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Daftar Isi

 

Motto

Abstract

Abstrak

Pengantar Penerbitan

Tahniah Tun Dr Mahathir bin Mohamad

Tahniah – Abdurrahman Wahid (Perbandingan Selalu Diperlukan)

Kata Pengantar

Glossary

Daftar Singkatan

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Bagan

Daftar Gambar

 

Bab I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang Masalah
  2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
  3. Kegunaan Penelitian
  4. Tinjauan Kepustakaan
  5. Kerangka Teori: Tiga Tesis Hubungan Agama-Negara
  6. Metode Penelitian
  7. Sistematika Penulisan

 

Bab II

Malaysia dan Indonesia: Konteks Politis dan Sosial

  1. Malaysia: Konteks Politis dan Sosial
  2. Struktur Sosial Masyarakat
  3. Sistem Politik dan Partai-partai Politik
  4. Pemilu
  5. Islam dalam Konstitusi Malaysia
  6. Indonesia: Konteks Politis dan Sosial
  7. Struktur Sosial Masyarakat
  8. Sistem Politik dan Partai-partai Politik
  9. Pemilu
  10. Agama dalam UUD 1945
  11. Ikhtisar: Islam dan Politik di Malaysia dan Indonesia

 

Bab III

UMNO dan PKB: Postur Organisasi dan Ideologi

  1. Postur Organisasi dan Ideologi UMNO
  2. Motif dan Latar Belakang Pembentukan UMNO
  3. Tujuan Pembentukan UMNO
  4. Struktur Organisasi
  5. Keanggotaan, Konstituen, dan Daerah Pengaruh Partai
  6. Ideologi UMNO
  7. UMNO Versus PAS
  8. Postur Organisasi dan Ideologi PKB
  9. Motif dan Latar Belakang Pembentukan PKB
  10. Tujuan Pembentukan PKB
  11. Struktur Organisasi PKB
  12. Keanggotaan, Konstituen, dan Daerah Pengaruh Partai
  13. Ideologi PKB
  14. PKB dan Partai-partai Islam Lain
  15. Ikhtisar: Postur Organisasi dan Ideologi UMNO dan PKB

 

Bab IV

Politik UMNO dan PKB: Dialektika Aspirasi Islam-Kebangsaann

  1. Dialektika Islam-Nasionalisme dalam Politik UMNO
  2. UMNO dalam Politik Islam-Nasionalisme Melayu, 1946-1969
  3. Gelombang Kebangkitan Islam dan Respon UMNO, 1969-1981
  4. Islamisasi Malaysia: Tantangan UMNO di Bawah Mahathir, 1981-2003
  5. Kebijakan Islamisasi Mahathir
  6. ‘Islam Benar’-‘Islam Salah’: Dilema Islamisasi Mahathir
  7. Politik Islamisasi Mahathir: Sebuah Penilaian
  8. ‘Islam Hadhari’: Sintesis Islam-Nasionalisme?
  9. Dialektika Islam-Nasionalisme dalam Politik PKB
  10. Dilema PKB sebagai Partai Terbuka
  11. Aksi Politik PKB, 1998-2004
  12. Merancang Koalisi Islam-Kebangsaan
  13. Swing Party: Di antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan
  14. Respon terhadap Beberapa Isu dan Kebijakan Politik
  15. Dinamika Hubungan PKB-NU
  16. Ikhtisar Komparatif

 

Bab V

Sintesis Nalar Politik Islam dan Kebangsaan: Refleksi atas Ideologi dan Aksi Politik UMNO dan PKB

  1. Akar-akar Ketegangan Islam-Nasionalisme
  2. Kebangkitan Islam dan Serangan terhadap Nasionalisme: Kasus Malaysia dan Indonesia
  3. Kebangkitan Islam dan Pengaruhnya terhadap Kebijakan Islam UMNO
  4. Kebangkitan Islam dan Pengaruhnya terhadap Politik Islam Indonesia
  5. Menemukan Sintesis Islam dan Negara: Nasionalisme Religius sebagai Jawaban
  6. Nasionalisme Religius UMNO dan PKB: Ikhtisar

 

Bab IV

Penutup

  1. Kesimpulan
  2. Saran
  3. Penutup

 

Epilog: Nasionalisme, Entitas, dan Agama di Indonesia dan Malaysia

Bibliografi

Lampiran-lampiran

Tentang Penulis

Sinopsis

Dirancang sebagai partai dengan gabungan komitmen Islam dan kebangsaan, PKB dan UMNO menjelma sebagai partai berbasis Muslim tetapi terbuka dan nasionalis Kedua partai ini tidak bercita-cita menegakkan negara Islam dengan Qur’an dan Hadits sebagai dasar konstitusinya, tetapi negara nasional yang rakyatnya menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Kedua partai ini menghendaki terwujudnya sebuah negara yang di dalamnya Islam diamalkan dalam modus yang tidak mengancam kemajemukan masyarakat. Bentuk negara yang dibayangkan agak ambigu, namun merupakan sintesis yang paling mungkin, yaitu bukan negara agama bukan negara sekular (neither fully secular nor fully theocratic), tapi jelas bukan ‘negara bukan-bukan’ Rumusan kompromi ini merupakan pernyataan lain bahwa ideal negara yang layak dikembangkan dalam masyarakat majemuk seperti Malaysia dan Indonesia adalah negara yang secara formal “sekular” tapi dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan (religious nation-state).

 

Saya amat tertarik dengan usaha penulis untuk membuat perbandingan di antara Partal Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Indonesia dengan parti UMNO. Saya katakan menarik kerana kebiasaannya, jika dibuat perbandingan antara parti-parti di Indonesia dan di Malaysia, sudah pasti yang paling terkehadapan ialah di antara parti Golkar dan UMNO.

– Tun Dr Mahathir bin Mohamad – Presiden UMNO (1981-2003)

 

Buku ini adalah hasil membandingkan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) di negeri kita, dan UMNO (United Malays National Organization) di Malaysia. Walaupun selama ini hubungannya sangat pincang, akibat salah pengertian antara kedua negara dalam beberapa hal, tapi terasa kebutuhan akan sebuah perbandingan antara kedua partai itu. Beruntunglah kita memperoleh jawaban dari disertasi A Effendy Choirie yang telah dibukukan ini.

-KH Abdurrahman Wahid – Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB

 

Harus diakui, terdapat semacam kelangkaan studi tentang nasionalisme di Asia Tenggara, umumnya dalam dasawarsa terakhir. Karena itu, karya A Effendy Choirie ini merupakan sebuah kontribusi penting dalam kajian tentang nasionalisme di Asia Tenggara, khususnya dalam kaitan dengan Islam dan partai politik di masing-masing negara. Buku ini ini merupakan ‘a must reading tidak hanya bagi mereka yang melakukan kajian-kajian politik di Malaysia dan Indonesia, tetapi

juga bagi para pengkaji dinamika Islam di kawasan ini.

– Prof Dr Azyumardi Azra – Ketua Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Persis jalan cerita mengenai klimaks dan anti-klimaks, krisis dan kedamaian dalam UMNO dan PKB tersulam baik dan menyakinkan. Biarpun kadang-kadang polemikal dari segi hujah, namun kajian perbandingan ini telah dipersembah dengan mantap dan memuaskan. Padahal, perspektif perbandingan untuk kajian seluas ini lazimnya sukar dilakukan dengan memuaskan.

– Prof Dr Dato’ Shamsul Amri Baharuddin – Profesor Antropologi Sosial Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)