| Judul |
|---|
| KH. Muntaha Al-Hafizh – Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat |
| Penulis |
| Samsul Munir Amin |
| Editor (Penyunting) |
| Bung Abdullah Halim |
| Penerbit |
| Pustaka Pesantren, Yogyakarta, Oktober 2010 (cetakan ke-1) |
| Kategori |
| 3 Kata Pengantar, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
| Arsip Tahun |
| 2010 |
Judul Tulisan
Daftar Isi
Pengantar Redaksi
Kata Pengantar: Mbah Muntaha dan Tradisi Kiai
- Oleh: KH. Abdurrahman Wahid
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Bagian 1. Pesantren Al-Asy’ariyah Kalibeber Wonosobo
- Wonosobo: Kota Dingin, Kota Pegunungan
- Sejarah Pesantren Al-Asy’ariyah Kalibeber
Bagian 2. Kisah Hidup Sang Pecinta Al-Qur’an
- Kehidupan Keluarga
- Pergulatan Mencari Ilmu
- Kiai Khos yang Santun
- Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan
- Sang Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat
- Karomah Mbah Muntaha
Bagian 3. Kiprah dan Pemikiran KH. Muntaha Al-Hafizh
- Ide-ide Cemerlang Mbah Muntaha
- Menggagas Al-Qur’an Akbar
- Inovasi dalam Bidang Pendidikan
- Mendirikan IIQ-UNSIQ
- Langkah-langkah Politis Mbah Muntaha
Bagian 4. Berpulangnya Sang Kiai Khos
- Mbah Muntaha Wafat
- Detik-detik Pemakaman
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Sinopsis
Kecintaan Mbah Muntaha Kalibeber Wonosobo ter- hadap Al-Qur’an tak dapat diragukan lagi. Hampir seluruh usianya dihabiskan untuk menyebarkan dan menghidupkan Al-Qur’an. Yang paling monumental adalah gagasannya membuat mushaf Al-Qur’an Akbar (Al-Qur’an Raksasa) dengan tinggi 2 meter, lebar 3 meter, dan berat 1 kuintal lebih–sebuah karya mahaagung yang sempat diusulkan masuk ke Guinness Book of Record.
Buku ini menjadi semacam manaqib yang menelusuri jejak-jejak Mbah Mun sewaktu beliau masih hidup.
“Kalau kesel ngalor-ngidul, saya akan mampir ke tempat Mbah Muntaha untuk mencari obat. Karena obatnya sangat berharga maka tidur di tikar aja tidak apa-apa. Lebih dari itu, Mbah Muntaha merupakan perwujudan dari sebuah tradisi yang sangat besar.” (KH. Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4)