Kembali ke 3 Kata Pengantar

Kyai dan Perubahan Sosial

3 Kata Pengantar
Kyai dan Perubahan Sosial
Judul
Kyai dan Perubahan Sosial
Penerbit
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, Jakarta, Desember 1987
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Daftar Isi

 

Sebuah Pengantar: Benarkah Kyai membawa Perubahan Sosial? (Abdurrahman Wahid)

Pendahuluan

 

Metodologi

  1. Lokasi Penelitian
  2. Kerja Lapangan dan Metode
  3. Sistematika Tulisan
  4. Relevansi

 

Bab I

Pedesaan Islam

  1. Pendiri Desa dan Penduduk
  2. Sistem Kekerabatan dan Perbedaan Status
  3. Perkawinan, Tempat Tinggal dan Mobilitas
  4. Organisasi Sosial: Asal Keluarga dan Turunannya
  5. Unit-unit Kecil Keluarga
  6. Unit Desa, Batas dan Ikatan dengan Desa Sekitarnya

 

Bab II

Pranata Keulamaan

  1. Sejarah dan Tradisi
  2. Sumber Daya Manusia
  3. Sumber Daya Ekonomi

 

Bab III

Fungsi Keulamaan

  1. Pemangku Masjid dan Madrasah
  2. Pengajar dan Pendidik
  3. Ahli dan Penguasa Hukum Islam

 

Bab IV

Ulama dan Umat Islam Pedesaan

  1. Sistem Keyakinan
  2. Strategi Kekuatan dan Pengaruh Ulama
  3. Interaksi Ulama dan Orang Desa
  4. Lebaran: Simbol Reintegrasi

 

Bab V

Ulama dan Sistem Luar Pedesaan

  1. Ulama dan Wakil-wakil Sistem Nasional
  2. Jaringan Ulama dan Organisasi Islam

 

Bab VI

Kyai: Tokoh Karismatik

  1. Ciri dan Fenomena Karisma
  2. Watak Karisma Kyai
  3. Mempertahankan Pengaruh Karisma
  4. Struktur dan Fungsi Kyai

 

Kesimpulan

  1. Pertimbangan Teoritis
  2. Ulama dan Persaingan Sistem Nasional

 

Bahan Kepustakaan

Biografi Penulis

Sinopsis

Berbeda dengan perubahan yang massif dan cepat akibat gagasan-gagasan macro yang menggoncang dunia, karya antropologis ini membedah secara klinis dan historis suatu proses perubahan yang bersifat mikro. hiroko Horikoshi, antropolog asal jepang, dalam buku ini menunjukkan kemampuan individual seorang kiai (ajengan) di daerah Garut, Jawa Barat, untuk melakukan perubahan sosial pada saat-saat yang paling sulit bagi kehidupan masyarakat. di tengah masyarakat yang paling menderita akibat pemberontakan DI/TII post kemerdekaan itu kiai — tidak seperti dikatakan Clifford Geertz sebagai Cultural Brokers — telah memelopori perubahan dalam menghadapi arus modernisasi dan kekuatan sistem nasional yang sedang bangkit. meski itu dilakukan dengan caranya sendiri, namun dengan pandangan hidupnya yang tradisional justru menuju medernisasi yang emansipatif.