Judul |
---|
Menakar “Harga” Perempuan |
Editor (Penyunting) |
Syafiq Hasyim |
Penerbit |
MIZAN, 1999 |
Kategori |
Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur, Kumpulan Tulisan Bersama |
Arsip Tahun |
1999 |
Judul Tulisan
Sinopsis
Banyak persoalan menarik dan penting yang diangkat oleh buku ini. Sebagian di antaranya, misalnya, adalah lontaran pelbagai mengapa berikut ini. Mengapa di Indonesia angka kematian ibu saat melahirkan termasuk tertinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara? Mengapa kasus aborsi akibat kehamilan yang tak dikehendaki semakin tinggi? Mengapa praktik kawin muda terus menjadi gejala yang umum dan susah dibendung? Mengapa perempuan cenderung membisukan kasus ke- kerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) yang secara real mereka alami sehari-hari?
Deretan mengapa itu jelas dapat diperpanjang lagi. Dan buku ini, secara eksploratif, mencoba mengungkapkan dan membahasnya dalam perspektif baru berkaitan dengan hak-hak reproduksi perempuan. Persoalan tersebut tidak lagi ditinjau hanya dari sudut amat sempit–misalnya dari sudut medis klinis–tetapi ia diangkat ke tataran yang lebih lebar, yaitu dicoba dirakit dengan sistem-sistem politik, ekonomi, nilai-nilai, etika, agama, dan lain-lain. Ini dimaksudkan agar, nantinya, tindakan pemecahan yang diambil tidak dalam bentuk bagian per bagian, tetapi benar-benar menyeluruh dan total.
Mengapa pula buku ini harus menakar “harga” perempuan? Hal ini semata untuk simbolisasi saja berkaitan dengan, pertama, seberapa jauhkah peran real perempuan dalam proses tidak membisukan soal hak reproduksinya? Apakah para aktivis pemberdayaan perempuan telah benar-benar “menghargai” persoalan krusial ini? Lebih jauh lagi, apakah agenda “Siaga” (Suami Siap – Antar-Jaga), sebagaimana yang hari-hari ini didendangkan oleh lis Dahlia di televisi, dijadikan pula sebagai agenda serius mereka? Kedua, seberapa panjang kepedulian dan kesungguhan para aktivis perempuan dalam menuliskan ulang dan menggerakkan secara serentak persoalan hak reproduksi ini sehingga dapat menjadi bagian sehari-hari kehidupan masyarakat kita?