| Judul |
|---|
| Menjadi Muslim Liberal |
| Editor (Penyunting) |
| Abd Moqsith Ghazali |
| Penerbit |
| Jaringan Islam Liberal, Freedom Insatitute, Penerbit Nalar, Jakarta, Oktober 2005 |
| Kategori |
| 3 Kata Pengantar, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
| Arsip Tahun |
| 2005 |
Judul Tulisan
PENGANTAR EDITOR
- Ulil, Pesantren, dan Liberalisme Pemikiran Islam
PROLOG
- Ulil dengan Liberalismenya
Oleh: KH. Abdurrahman Wahid
BAB I. TUHAN, KITAB SUCI, DAN PROBLEM AGAMA-AGAMA
- Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam
- Al-Qur’an dan Spiderman
- Hukum Fiqih atau Hukum Nurani
- Berlomba Membangun Rumah Tuhan
- Tuhan Kebaikan, Tuhan Kejahatan
- Islam: Agama atau Din
- Sains, Agama, dan Misteri
- Beberapa Kendala Praktis Dialog Antaragama
- Islam Warna Warni
- On Being Muslim Umat Islam dan Ruang Publik
BAB II. MEMAKNAI KEMBALI AJARAN, RITUS DAN SEREMONI AGAMA
- Teater Ramadhan
- Mi’raj Nabi, Mi’raj Kita
- Idul Fitri dan Momen Solidaritas
- Saatnya Memikirkan Kembali Ibadah Haji
- Sedikit Gagasan Islam Liberal tentang Perayaan Natal
- Shirathal Mustaqim, Neraka, dan Pogrom
BAB III. BELAJAR LIBERALISME ISLAM DARI PARA TOKOH
- Muhammad SAW: Nabi dan Politikus
- Aminah Wadud, Allahu Akbar Minal ”Teks”
- Khaled Huwaidy dan Konsep ”Dzimmah”
- Jamal Al-Banna dan Dua Agama
- Fathi Osman dan Problem Stagnasi Umat
- Adonis, yang Tetap dan yang Berubah
- Ishad Manji dan Diskriminasi Atas Perempuan
- Edward Said dan Masalah Orientalisme
- Ben Okri dan Agama Bekas
- Anthony Giddens dan Run Away World
- Karl May, Winneteou, dan Kesombongan Amerika
BAB IV. MEMOTRET ISLAM DARI DALAM DAN LUAR NEGERI
- Adakah Pemikiran Islam di Indonesia Sekarang?
- ”Jalan Tengah” dari Rembang
- Dunia Pesantren dan Kaum Gawagis
- Perkara Penegakan Syariat Islam di Indonesia
- Fatwa MUI dan Konservatisme Agama
- Agenda Umat setelah Kongres Umat Islam
- Palestina di Mata Kelompok Islam Indonesia
- Khawarij Modern
- Tentang Orientalisme Surat Kepada Kawan
- Mengapa Kita Perlu Meniru Barat?
- Di Louvre, Saya Terpana
- Berbahasa Arab di Jepang
- Kisah Sedih dari Arab Saudi
- Berita Bom di Saudi Arabia
EPILOG
- Jenar, untuk Ulil Abshar-Abdalla
Oleh: Goenawan Mohamad
SUMBER TULISAN
BIOGRAFI
Sinopsis
Menjadi Muslim Liberal
Tidak heranlah jika reaksi orang menjadi sangat besar terhadap tokoh muda kita ini. Yang terpenting, penulis ingin menekankan dalam tulisan ini, bahwa Ulil Abshar-Abdalla adalah seorang santri yang berpendapat bahwa kemerdekaan berpikir adalah sebuah keniscayaan dalam Islam. Tentu saja ia percaya akan batas-batas kemerdekaan itu, karena bagaimanapun tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan.
Ulil dalam hal ini bertindak seperti Ibnu Rusyd (Averros), yang membela habis-habisan kemerdekaan berpikir dalam Islam. Sebagai akibatnya, Averros juga di kafir”kan orang, tentu saja oleh mereka yang berpikiran sempit dan takut akan perubahan-perubahan.
KH. Abdurrahman Wahid
Buku ini penting dihadirkan ke publik sebagai “penjelasan sementara” Ulil Abshar-Abdalla atas “kesalahpahaman” pelbagai pihak menyangkut pikiran- pikiran keislaman sang pemikir muslim liberal itu.
Namun, kolom-kolom keislaman Ulil pada hemat saya tetap menarik untuk dibaca. Bukan hanya karena kepiawaian Ulil dalam menentukan diksi tapi juga karena kecermatan dan ketajamannya dalam memotret fenomena keagamaan; dari kehidupan pesantren di pedalaman Jawa hingga capaian peradaban di Paris; dari hal-hal kecil seperti pungutan infak masjid di jalan raya hingga perkara perpolitikan yang rumit.
Abd Mogsith