Judul |
---|
Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara |
Editor (Penyunting) |
Oetojo Oesman dan Alfian |
Penerbit |
BP-7 Pusat, Jakarta, 1991 (cetakan ke-2) |
Kategori |
2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
1991 |
Judul Tulisan
Daftar Isi
Kata Pengantar Cetakan Kedua
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
- Oleh: Oetojo Oesman dan Alfian
Bab II. Paham Integralistik: Bukan Liberalisme dan Bukan Komunisme
- Oleh: Moerdiono
Bab III. Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi Pandangan Hidup Bersama
- Oleh: Soerjanto Poespowardojo
Bab IV. Pancasila Cita Hukum dalam Kehidupan Hukum Bangsa Indonesia
- Oleh: A. Hamid S. Attamimi
Bab V. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Ketatanegaraan
- Oleh: Padmo Wahjono
Bab VI. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Budaya
- Oleh: M. Sastrapratedja
- Oleh: Abdurrahman Wahid
Bab VIII. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Sosial
- Oleh: Selo Soemardjan
Bab IX. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Politik
- Oleh: Alfian
Bab X. Pancasila sebagai Ideologi dalam Pergaulan Indonesia dengan Dunia Internasional
- Oleh: Mochtar Kusumaatmadja
Bab XI. Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi
- Oleh: Mubyarto
Bab XII. Demokrasi Ekonomi: Keterkaitan usaha Partisipatif vs Konsentrasi Ekonomi
- Oleh: Sri Edi Swasono
Bab XIII. Pancasila sebagai Ideologi Birokrasi/Aparatur Pemerintah
- Oleh: Bintoro Tjokroamidjojo
Bab XIV. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kehidupan Pertahanan Keamanan
- Oleh: Saafroedin Bahar
Lampiran 1. Pancasila sebagai Ideologi Sebuah Renungan Awal
- Oleh: Moerdiono
Lampiran 2. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
- Oleh: Moerdiono
Sinopsis
Tak bisa dipungkiri, ketika Orde Baru berkuasa, Presiden Soeharto sangat serius menggarap ideologi Pancasila sebagai asas tunggal. Melalui BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), Soeharto mengeluarkan tafsir resmi atas Pancasila, dengan memberikan materi penataran atau buku P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). Yang menjangkau seluruh birokrasi pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, ormas dan partai politik, hingga masyarakat umum.
Buku ini adalah bagian dari tafsir Pancasila yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kumpulan makalah dari seminar yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pengembangan Pemikiran Pancasila dan UUD 1945 BP-7 Pusat, pada tanggal 24-26 Oktober 1989 di Jakarta. Seminar itu mengusung tema: “Pancasila sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”. Tema itu kemudian dijadikan judul buku.
Gus Dur menjadi salah satu pemateri pada diskusi tersebut. Sebagai tokoh PBNU dan ilmuwan di bidang sosial keagamaan. Beliau berada di antara tokoh-tokoh penting Orde Baru, seperti Oetojo Oesman, Moerdiono, dan sederet para pakar di bidangnya masing-masing. Banyak perspektif yang dianalisis dari para cerdik cendekia, yang melihat Pancasila dari sisi hukum, politik, ekonomi, sosial, agama, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah Gus Dur berisi tentang Pancasila dikaitkan dengan ideologi dan kehidupan beragama. Beberapa poin yang disampaikan oleh Gus Dur antara lain, pertama, bahwa Pancasila mengatur hubungan sosial antar umat beragama. Fungsinya sebagai jembatan, bukan pengganti ajaran-ajaran agama yang sudah baku. Kedua, di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai universal, yang semua pemeluk agama sepakat untuk menjadikannya sebagai pedoman hidup, seperti kejujuran, sikap tulus, keikhlasan, dan lainnya, yang mengikat semangat persaudaraan antar sesama.
Selain berisi makalah, buku ini juga menyertakan dua tulisan dari Moerdiono; Pancasila Sebagai Ideologi: Sebuah Renungan Awal dan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka. Beliau adalah Menteri Sekretaris Negara RI selama dua periode (1988-1998).
Dengan hadirnya buku ini diharapkan mampu menjadi titik temu. Menyamakan orientasi, persepsi, dan penghayatan terhadap Pancasila. Mengingat Indonesia tidak hanya terdiri dari satu kelompok dan satu agama saja, melainkan banyak ragam warna, ras, budaya, suku, dan ideologi.
Syukur-syukur buku ini dapat merangsang para pemikir lainnya baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian dan pengkajian serta masyarakat secara umum. Yang dapat melahirkan dan mengembangkan gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan bahkan teori-teori baru. Di satu sisi tercermin makna Pancasila sebagai ideologi terbuka, namun di sisi lain makin menguatkan posisi Pancasila sebagai asas tunggal.
Semua pemakalah sepakat bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa dan falsafah negara yang harus dipedomani oleh segenap rakyat Indonesia. Terutama oleh pemerintah dalam melakukan penegakan hukum agar dapat berlaku adil bagi semua. Jika itu benar-benar dijalankan maka akan tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera hidupnya.