Judul |
---|
Pembebasan Manusia – Sebuah Refleksi Multidimensional |
Editor (Penyunting) |
Baskara T. Wardaya, SJ |
Penerbit |
Buku Baik, Yogyakarta, 2021 (cetakan ke-2) |
Kategori |
2 Bunga Rampai, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
2021 |
Judul Tulisan
Membangun Jiwa, Membangun Raga: Sekadar Prawacana
- Oleh: Baskara T. Wardaya SJ
Di Laut Semua Suara: Sebuah Pengantar
- Oleh: Goenawan Mohamad
Daftar Isi
Bab 1. Menuju Pembebasan Manusia, Sebuah Refleksi Umum
- Pendidikan yang Membebaskan
Oleh: YB. Mangunwijaya - Masalah Aksi
Oleh: Pierre Teilhard de Chardin, SJ - Apakah Sejarah itu Mempunyai Arti?
Oleh: Karl Popper - Panggilan untuk Pembebasan
Oleh: John F. Kennedy
Bab 2. Ekonomi dan Proses Pembebasan, Sebuah Refleksi Ekonomis
- Masyarakat Berkelimpahan
Oleh: John Kenneth Galbraith - Krisis dan Siklus dalam Perkembangan Ilmu Ekonomi
Oleh: Gunnar Myrdal - Apakah Kebebasan itu Cukup Menarik?
Oleh: Eugene V. Rostow
Bab 3. Di Bawah Bayang-Bayang Teknologi, Sebuah Refleksi Teknologis
- Manusia di Tengah Semesta
Oleh: Albert Einstein - Masyarakat Teknologis
Oleh: Jacques Ellul - Politik Teknologi : Pertanyaan tentang Kelangsungan Hidup
Oleh: Aldous Huxley
Bab 4. Antara Harapan dan Kecemasan, Sebuah Refleksi Budaya
- Kenapa Saya Benci Kebudayaan Barat
Oleh: Arnold Toynbee - Fasisme
Oleh: Benito Mussolini - Sebuah Gagasan tentang Abad Kecemasan
Oleh: Margaret Mead
Bab 5. Manusia dan Pembebasanya, Sebuah Refleksi Filosofis
- Pembebasan dari Masyarakat Berkelimpahan
Oleh: Herbert Marcuse - Protes Sosial dan Pembangkangan Sipil – Kasus Amerika Serikat
Oleh: Sidney Hook - Sang Revolusioner
Oleh: Jean-Paul Sartre
Bab 6. Iman yang Membebaskan, Sebuah Refleksi Religius
- Islam dan Idiosinkrasi Penguasa
Oleh: Abdurrahman Wahid - Surat dari Penjara Birmingham
Oleh: Martin Luther King, Jr - Revolusi Putih Iran
Oleh: Mohammed Reza Pahlavi - Eksplorasi dan Tanggapan : Perspektif Baru dalam Dialog Yahudi-Kristen-Muslim
Oleh: Mohammed Arkoun - Praktik Pembebasan dan Iman Kristen
Oleh: Gustavo Gutierrez
Indeks
Tentang Para Penulis
Tentang Editor
Sinopsis
Nama Gus Dur bersanding dengan sederet penulis ternama yang mayoritas dari luar Indonesia. Seperti Albert Einstein, Arnold Toynbee, Benito Mussolini, Jean-Paul Sartre, John F. Kennedy, Mohammed Arkoun, dan tokoh lainnya. Ada 21 penulis yang memiliki latar belakang beragam, dan pendekatan kepenulisan yang berbeda-beda sudut pandangnya. Namun semua penulis memiliki semangat yang sama, satu nafas: pembebasan.
Buku ini dibagi menjadi enam bab, yang di setiap babnya diberi sub tema khusus, dan pengantar singkat untuk masing-masing tulisan, supaya mempermudah pembaca dalam menemukan benang merah di setiap tulisan. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, teknologi, sosial budaya, filsafat, hingga agama.
Segala hal pikiran yang ada di dalamnya mengajak pembaca untuk membuka kembali cakrawala berpikir ala manusia yang membebaskan. Tentu pembaca boleh setuju atau mengkritik habis-habisan dari cara berpikir para penulis dalam buku ini. Toh karena memang dimaksudkan oleh penyusun sebagai bahan refleksi bersama melihat kondisi bangsa kita saat ini.
Sejak Orde Baru berkumandang, jiwa manusia terbelenggu. Banyak aturan yang telah membatasi kebebasan dalam berekspresi. Sementara pemerintah sibuk atau menyibukkan dirinya dalam urusan pembangunan fisik. Semua peraturan pun bersifat sentralistik, satu komando, ikut pusat. Seperti jumlah partai yang dibatasi, orang memiliki anak pun sama, diatur-atur, bahkan dikejar-kejar untuk mengikuti program pemerintah.
Ya, semuanya atas nama ‘pembangunan’. Akibatnya, apa yang terjadi? akhirnya masyarakat rapuh secara mental. Tidak punya daya kreativitas. Terbelenggu dengan aturan-aturan kaku.
Hal itu pun kemudian merembet pasca Orde Baru tumbang. Manusia Indonesia tidak terbiasa dengan perbedaan, karena selama ini serba terseragam. Berbeda sedikit dari yang lain menjadi aneh, bahkan memantik kemarahan.
Buku ini mencoba mengurai itu semua. Walaupun secara keseluruhan berisi naskah-naskah lama, namun tetap relevan hingga hari ini, dan laik untuk didiskusikan kembali. Gagasan yang tertuang di sini jauh melampaui masa hidup para penulisnya.
Tulisan Gus Dur dalam buku ini, “Islam dan Idiosinkrasi Penguasa”, dimuat pertama kali di Harian Kedaulatan Rakyat (3 Mei 2002). Gus Dur mengkritik roda demokrasi yang dijalankan seolah-seolah, sekadar ada lembaga formalnya, namun tidak dijalankan sepenuhnya sesuai tradisi demokrasi yang sesungguhnya. Terutama dalam membatasi jangka waktu pemimpin berkuasa.
Bagi Gus Dur, kekuasaan yang tidak dibatasi maka akan menjadikan penguasa itu lalim, menyamakan kepentingan pribadi dengan kepentingan umum. Hanya karena nafsu pribadi hingga mengorbankan maslahat orang banyak. Gus Dur menceritakan sejarah-sejarah penguasa terdahulu, yang memiliki sifat idiosinkrasi. Sifat aneh dari kebanyakan manusia pada umumnya.
Tulisan Gus Dur masuk ke dalam bab Iman yang Membebaskan, Sebuah Refleksi Religius. Bersanding dengan para pemimpin, filsuf, dan aktivis pejuang hak-hak masyarakat sipil. Martin Luther King Jr, Mohammed Reza Pahlavi, Mohammed Arkoun, dan Gustavo Gutierrez.