Perlawanan dari Tanah Pengasingan – Kiai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara

Judul Tulisan

PENGANTAR REDAKSI

PENGANTAR EDITOR

PENGANTAR PENULIS

SAMBUTAN SESEPUH BUNTET PESANTREN CIREBON

KATA PENGANTAR: Pondok Pesantren Membangun Kehidupan Etik dan Membangun Kembali Tradisi Keilmuan Islam (Abdurrahman Wahid)

DAFTAR ISI

BAGIAN I. CIREBON SEBAGAI PUSAT GERAKAN

• Sentra Perdagangan dan Penyebaran Islam
  1. Hubungan Buntet dengan Cirebon

BAGIAN II. PESANTREN BUNTET PADEPOKAN PARA PENDEKAR

• Kiai Muqoyyim Santun dan Digdaya
  1. Kisah di Balik Penikahan Kiai Muqoyyim
  2. Kiai Muqoyyim Meninggalkan Keraton Kanoman
  3. Kiai Muqoyyim Mendirikan Pesantren Buntet
  4. Perlawanan di Tanah Pengasingan
  5. Pengungsian di Pemalang
  6. Membangun Kembali Pesantren Buntet
  7. Keturunan Sunan Gunung Jati
  8. Benahi Peninggalan Kiai Muqoyyim
• KH. MUTA’AD Gerbang Ilmu dan Penjaga Tradisi
  1. Pesantren Gedongan dan Benda Kerep Berdiri
  2. Upaya Penerjemahan Kitab Kuning ke dalam Bahasa Jawa
  3. Kiai Kriyan Diangkat Menjadi Penghulu Keraton Cirebon
• KH ABDUL JAMIL Ulama Pejuang
  1. Berguru pada Kiai Kriyan
  2. Diambil Menantu Kiai Kriyan
  3. Kiai Anwaruddin sebagai Kiai Karian (Wali Kari-Karian)
  4. Hubungan Pesantren dengan Tanah Suci Mekah
  5. Peningkatan Sarana dan Aktifitas Pesantren Buntet
  6. Fatwa Ciremai
  7. Langkah Belanda Hadapi Perlawanan Rakyat
  8. Dutch Islamic Policy
  9. Dampak Dutch Islamic Politic terhadap Kesatuan dan Kekuatan Bangsa
  10. Antisipasi KH Abdul Jamil terhadap Dutch Islamic Policy
  11. Berbagai Aspek Kehidupan Rakyat
  12. Tiga Pendekar Jebolan Pesantren Buntet di Kancah Pergerakan Nasional
  13. Buntet Pesantren sebagai Basis Pembentukan Solidaritas Bangsa

BAGIAN  III. KIAI ABBAS KEBERSAHAJAAN DAN PERJUANGAN 

• Kesahajaan KH Abbas (1876-1946)
  1. Berguru pada Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari
  2. Kiai Abbas Menikah dan Berangkat Haji
  3. Berguru dan Menjadi Guru di Makkah Al Mukarromah
  4. Tangan KH Abbas Senantiasa di Atas
• Pandangan KH Abbas tentang Pendidikan
• Pesantren Buntet Sentra Pejuang Bangsa
• Peran Utama dan Pesantren Buntet dalam Masa Penjajahan
• Derap Langkah KH Abbas dalam Mengelola Pesantren Buntet
• KH Annas Mendirikan Pesantren Sidamulya
• KH Abbas Mendirikan Sekolah ”Abnaoel Wathon”

BAGIAN IV. PERJUANGAN HARUS TETAP DITERUSKAN 

• KH Mustahdi Abbas Ulama Moderat yang Cerdas
  1. Keluarga KH Mustahdi Abbas
  2. Santri KH Ma’shum Lasem
  3. Siang Menatap Awan, Malam Menonton Layar
  4. Si Bodoh yang Jenius
  5. Pesantren Buntet Benteng Pertahanan Laskar Hizbullah
• Perlawanan terhadap Agresor Belanda
  1. Laskar Hizbullah Menyerbu Markas Belanda di Sindanglaut
  2. Pesantren Sidamulya Dibakar
  3. Pesantren Buntet Dihujani Bom Bakar
• Pengembangan Sarana dan Aktivitas Pendidikan Secara Profesional
  1. Lembaga Pendidikan Islam Berdiri
  2. Madrasah dan Berbagai Tingkatan Didirikan
  3. Pengembangan Sarana Fisik Bangunan
• Pasar Ilmu Digelar
  1. Kitab-kitab yang Diajarkan
  2. Kiai yang Mengajar (Kiai yang Mengaji Kitab)
  3. Sistem Pengajaran
  4. Kegiatan Alumni Buntet Pesantren
  5. Musabaqoh Tilawatil Qur’an
  6. Musyawarah Qori’ dan Qori’ah
  7. Aktivitas Alumni Pesantren Buntet di Kampung Halaman
  8. Kisah Dibalik Low Profile KH Mustahdi Abbas
• KH. MUSTAMID ABBAS Diplomat Ulung yang Kalem
  1. Muktamar Situbondo 1984 dan Perkembangan Pesantren
  2. Idhul Khotmi Tarekat Tijani
  3. Keluarga dan Keturunan
• KH. ABDULLAH ABBAS Ulama dan Aktivis NU
  1. Keluarga dan Keturunan
  2. Riwayat Perjuangan dan Pengabdian
  3. Santri Keliling
• Buntet Pesantren Pasca NU Kembali ke Khittah
  1. Buntet Pesantren dan NU
  2. Buntet Pesantren Kembangan SDM
• Gaung Revitalisasi
  1. Pengkaderan Ulama di Kalangan Pengasuh Asrama
• Buntet Pesantren Memasuki Era Baru
  1. Kiat KH Abdullah Abbas
  2. Kerjasama Buntet-Jombang Bernuansa Kembali

DAFTAR PUSTAKA

INDEKS

LAMPIRAN 

TENTANG PENULIS

TENTANG EDITOR

Sinopsis

Perlawanan dari Tanah Pengasingan

Kiai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara

Perlawanan Pesantren Buntet yang tinggi dalam memperjuangkan berdirinya negeri yang kita sebut Indonesia ini tetap harus diletakan dalam perspektif sejarah. Terlebih, constraint kurangnya pengungkapan fakta-fakta historis yang cukup signifikan untuk dikategorikan sebagai khasanah Gerakan Kebangsaan menjadi persoalan tersendiri.

Seperti fakta tentang sebuah pertemuan penting para kiai untuk memutuskan tanda dimulainya perlawanan terhadap tentara Inggris (dikenal dengan sebutan Revolusi Jihad). Hadratusysyekh KH. Hasyim Asy’ari menyarankan agar perlawan rakyat itu jangan dimulai sebelum KH. Abbas dari Buntet Cirebon hadir.

Belakangan baru diketahui, bahwa peranan KH. Abbas sangat besar dalam menentang kedatangan tentara Inggris yang kemudian dikenal dengan peristiwa 10 November 1945 yang bersejarah itu.

Banyak pesawat-pesawat tempur musuh yang diledakkan oleh Kiai Abbas hanya bermodal “senjata” biji tasbih yang dilemparkan ke arah pesawat-pesawat tempur itu.

Kesaktian dan kedigdayaan Kiai Abbas diakui oleh banyak pihak, Di mata KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Abbas bukan sosok santri biasa. Dialah santri yang memiliki beberapa kelebihan, baik dalam bidang ilmu fiqih maupun kedigdayaan.