3 Kata Pengantar
Presiden Golput
Judul
Presiden Golput
Penulis
Muhammaf Asfar
Penerbit
Jawa Pos Press, Surabaya September 2004
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

GOLPUT DAN LEGITIMASI PRESIDEN TERPILIH, KH. Abdurrahman Wahid

PRESIDEN GOLPUT, M. Mufti Mubarok

 

BAB I

ADA APA DENGAN GOLPUT?

 

BAB II

MENGAPA HARUS GOLPUT?

  • Ancaman Teori Perilaku Memilih
  • Penjelasan Teoritis Perilaku Golput
    1. Faktor Psikologis
    2. Faktor Sistem Politik
    3. Faktor Kepercayaan Politik
    4. Faktor Latarbelakang Sosial-Ekonomi

 

BAB III

SIAPA SIH PENDUKUNG GOLPUT?

  • Bukan Lagi (Hanya) Fenomena Terdidik
  • ”Pekerja Bebas” Berpotensi Golput
  • Golput Fenomena Orang Berduit
  • Golput Lahir dari Aktivis dan Pengurus Ormas
  • Pendukung PDIP Cenderung Golput

 

BAB IV

MELACAK KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PENDUKUNG GOLPUT

  • Berkepribadian Toleran dan Tidak Otoriter
  • Teralienasi, Anomi, dan Tidak Apatis
  • Melacak Pengalaman Sosialisasi Pendukung Golput

 

BAB V

GOLPUT: SIMBOL PROTES POLITIK TERHADAP SISTEM

  • Protes terhadap Sistem Politik
  • Kecewa terhadap Sistem Pemilu

 

BAB VI

MASIH ADAKAH KEPERCAYAAN POLITIK DI KALANGAN PENDUKUNG GOLPUT

  • Tidak Berfungsinya Lembaga Perwakilan Rakyat
  • Tidak Berfungsinya Lembaga Peradilan
  • Praktek-praktek KKN
  • Praktek Kebohongan dan Inkonsistensi Kebijakan
  • Banyaknya Kebijakan Penghambat Demokratisasi

 

BAB VII

BEBERAPA PENJELASAN TEORITIS PERILAKU GOLPUT 

  • Bentuk Perilaku Golput
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Golput
  • Latarbelakang Sosial Ekonomi
  • Karakteristik Kepribadian dan Pengalaman Sosialisasi
  • Protes terhadap Sistem Politik dan Pemilu
  • Rendahnya Kepercayaan Politik

 

BAB VIII

PRESIDEN GOLPUT, PARTAI GOLPUT: POTRET PEMILU 2004

  • Presiden Golput, Partai Golput
  • Golput, Ancaman Bagi Siapa?
  • Tantangan, Bagaimana Memanfaatkan Peluang?
  • Plus-minus Perilaku Golput

 

DAFTAR PUSTAKA

Sinopsis

Bagi pendukung golput, perilaku tidak memilih bukanlah tanpa tujuan. Perilaku golput sebenarnya dimaksudkan sebagai simbol atas berbagai bentuk protes politik yang tidak sempat tersuarakan. Golput, bagi para pendukungnya, yang bisa merefleksikan banyak pesan. Oleh karena itu, memahami perilaku golput haruslah kontekstual. Artinya, menjelaskan perilaku golput tidak bisa hanya didasarkan pada interpretasi sepihak para teoritisi, ilmuwan, akademisi atau bahkan peneliti, tetapi harus didasarkan pada pemahaman dan kesadaran para pendukung golput itu sendiri: pesan apa yang hendak disampaikan kepada publik atas pilihan politiknya untuk tidak memilih.

 

Buku ini merupakan wajah golput baik pada orde baru maupun era reformasi. Ditampilkan juga potret pendukung golput di dua era ini dimaksudkan untuk menunjukkan persistensi gambaran, sikap dan latar belakang perilaku pendukung golput di Indonesia, sekaligus memotret perkembangan mutakhir golput yang diperkirakan mencapai 50-an persen.

 

Tingginya angka golput dalam pilpres putaran pertama menunjukkan bahwa presiden terpilih mendatang tidak

legitimate. Gus Dur, Ketua Dewan Syuro PKB

 

Pada pilpres 20 September 2004, anak-anak bangsa yang dulu memilih Amien-Siswono berhak tidak menyalurkan aspirasinya (golput/netral). M Amien Rais, Ketua MPR RI

 

Ada tiga kategori golput: ideologis, pragmatis dan politis. Indra J. Piliang, Peneliti pada CSIS

 

Golput, Penakluk Lima Capres 2004. M Fadjrul Rachman, Aktivis golput di Jakarta