Kembali ke 2 Bunga Rampai

Subchan Z.E. Sang Maestro

2 Bunga Rampai
Subchan Z.E. Sang Maestro
Judul
Subchan Z.E. Sang Maestro
Editor (Penyunting)
Arief Mudatsir Mandan
Penerbit
Pustaka Indonesia Satu, Jakarta Selatan, 2001 (cetakan ke-1)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

DARI PENERBIT

DAFTAR ISI

CATATAN EDITOR

PENGANTAR

  • Subchan Z.E. (1931-1973): Tokoh dalam Kemelut Sejarah
    Oleh: Asvi Warman Adam

 

BAGIAN PERTAMA. PROFIL H.M. SUBCHAN Z.E.

  • H.M. Subchan Z.E.: Sang Maestro, Politisi Intelektual dari Kalangan NU Modern
    Oleh: Arief Mudatsir Mandan

 

BAGIAN KEDUA. SUBCHAN Z.E. DAN PEMIKIRANNYA

  • Politik sebagai Sarana dalam Pembangunan Ekonomi
  • Khittah Asli Orde Baru
  • Partai Politik dan Demokrasi
  • Partai NU dan Pemilu 1971

 

BAGIAN KETIGA. POLEMIK TENTANG KEPEMIMPINAN DAN PEMIKIRAN SUBCHAN Z.E.

  • Subchan dan Nahdlatul Ulama
    Oleh: Abdurrahman Wahid
  • Subchan: Profil Seorang Pemimpin
    Oleh: Umar Basalim
  • Mekanisme Kontrol Partai dan Golkar
    Oleh: Mahbub Djunaidi
  • In Memoriam H.M. Subchan Z.E. Seorang Politikus yang Berwatak
    Oleh: Solichin Salam
  • Subchan Z.E., Abdurrahman Wahid dan Nahdlatul Ulama
    Oleh: Rofiqul-Umam Ahmad
  • Orde Barunya Subchan Z.E.
    Oleh: Slamet Effendy Yusuf

 

BAGIAN KEEMPAT. SUBCHAN Z.E. DI MATA SAHABATNYA

  • Subchan ”Zarjana Ekonomi” (Z.E.)
    Oleh: A. Chalid Mawardi
  • Subchan Z.E.: Sang Pembaharu
    Oleh: Aisyah Hamid Baidlowi
  • Subchan Z.E.: Tokoh Nasional dari Kalangan Sipil
    Oleh: Akbar Tandjung
  • Subchan Z.E.: ”Single Fighter” yang Banyak Pendukung
    Oleh: Asmab Sjachruni
  • Guru Politik Saya: Subchan Z.E.
    Oleh: Asnawi Latief
  • Kenangan Tentang Subchan Z.E.
    Oleh: Cosmas Batubara
  • Subchan Z.E. dalam Kenangan
    Oleh: Eki Syachrudin
  • H.M. Subchan Z.E. Sebuah Sketsa
    Oleh: Harry Tjan Silalabi
  • Subchan Z.E.: Tokoh NU yang Berwawasan Luas
    Oleh: Mar’ie Muhammad
  • Subchan Z.E.: Tokoh Muda Aneka Citra
    Oleh: M. Said Budairy
  • Fenomenon Subchan Z.E.
    Oleh: Nano Anwar Makarim
  • Makna H.M. Subchan Z.E. bagi Anak HMI
    Oleh: Ridwan Saidii
  • Subchan Z.E.: Kisah Tragis Sang Brilyan
    Oleh: Sabam Sirait
  • Subchan Z.E. di dalam ”Melting-Pot” NU
    Oleh: Salahuddin Wahid
  • Subchan Z.E.: ”Man of The Crisis”
    Oleh: Sofjan Wanandi
  • Senadainya Mas Subchan Masih Bersama Kita
    Oleh: Sulastomo
  • Subchan Z.E.: Potret Kegelisahan Anak Muda
    Oleh: Umar Basalim

 

INDEKS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • Wawancara Subchan dengan Harian KAMI
  • Keterangan Deplu tentang Kematian Subchan
  • Biodata Singkat H.M. Subchan Z.E.
  • Dari Ibu Anniswati (Adik Kandung Subchan Z.E.)

SEKILAS EDITOR

Sinopsis

Buku ini memuat informasi tentang sosok Subchan Z.E. Dari sisi histori dan kiprahnya selama hidup. Nama Subchan Zaenuri Echsan tidak bisa dilupakan perannya pada tahun 50-60an dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama. Sebagai tokoh muda dan juru bicara politik NU, Subchan dikenal memiliki pandangan kritis, baik saat Demokrasi Terpimpin maupun pada masa Orde Baru.

 

Namun sayang, Subchan wafat di usia muda, 42 tahun (1931-1973). Pun begitu, sepak terjangnya, gaya politiknya, mampu menghidupkan kembali dinamika politik NU pasca pemilu 1955—waktu itu NU masih menjadi partai politik, dan menduduki posisi tiga besar dalam skala nasional, setelah PNI dan Masyumi.

 

Sikap Subchan yang dianggap kontroversial oleh internal NU (ingin perubahan yang lebih cepat dan berani melawan golongan tua dengan dalih memberantas tradisionalisme), akhirnya memancing reaksi di dalam tubuh NU sendiri. Konsekuensinya ia didepak secara halus dalam kepengurusan NU hasil Muktamar ke-25 Surabaya, tahun 1971.

 

Dalam pandangan Gus Dur, ada dua faktor yang kuat di dalam diri Subchan. Pertama adalah kemampuannya mengorganisir kekuatan dengan baik. Kedua, keberaniannya menggunakan kekuatan itu dengan maksimal. Jadi, Subchan tahu apa yang harus dikerjakan. Dua faktor itulah yang kemudian di kalangan jurnalis membranding dirinya sebagai angkatan muda atau tokoh muda NU, yang ingin mendobrak status quo.

 

Wajar jika buku ini menggunakan judul “Sang Maestro”, karena kepiawaiannya dalam berpolitik. Hingga mendapatkan pujian, baik dari kawan maupun lawan-lawannya.

 

Buku ini dipetakan menjadi empat bagian. Bagian pertama berisi perkenalan yang mendalam dari sosok Subchan (profil). Bagian kedua mencoba memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai pemikiran Subchan dengan memuat empat makalah yang ditulis olehnya.

 

Bagian ketiga memuat polemik antara Gus Dur dengan Umar Basalim (Sekjen MPR RI 98-99) tentang Subchan yang dimuat di Harian Kompas, 25 Februari 1972, serta berisi tulisan-tulisan lainnya, oleh Mahbub Djunaidi, Solichin Salam, Slamet Effendy Yusuf, dan Rofiqul Umam. Bagian keempat memuat berbagai kenangan dan pendapat tentang sosok Subchan oleh para sahabat dekatnya dari berbagai kalangan, baik dari NU maupun dari luar NU.

 

Menurut Asvi Warman Adam, yang ia tulis dalam pengantar buku, ada kemiripan cara pandang dan gaya kepemimpinan Subchan dengan Gus Dur. Yang pertama, keduanya sama-sama seorang demokrat, berani, dan diterima oleh semua kalangan termasuk kalangan dari luar Islam. Yang kedua, keduanya bukan tipe orang yang kaku dalam soal agama, fleksibel. Walaupun keduanya bertolak belakang dalam menyikapi komunisme, secara keseluruhan pemikiran keduanya terkesan mendahului zamannya. Dengan begitu keduanya dianggap kontroversial.