Judul |
---|
The Wisdom of K.H. Achmad Siddiq – Membumikan Tasawuf |
Penulis |
Dr. Syamsun Ni'am |
Editor (Penyunting) |
Khairi Rumantati, Achmad Ta'yudin |
Penerbit |
Erlangga, Jakarta, Desember 2008 (cetakan ke-1) |
Kategori |
3 Kata Pengantar, Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur |
Arsip Tahun |
2008 |
Judul Tulisan
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
- The Wisdom Of K.H. Achmad Siddiq
K.H. Abdurrahman Wahid
PENDAHULUAN
1. K.H. ACHMAD SIDDIQ: SELINTAS SEJARAH HIDUP
- Asal-usul Keluarga
- Pengalaman Pendidikan
- Karier dan Perjuangan
- Karya Warisan Kyai Achmad
2. PEMIKIRAN TASAWUF K.H. ACHMAD SIDDIQ
- Mata Rantai Tasawuf K.H. Achmad Siddiq
- Sumber Tasawuf Versi K.H. Achmad Siddiq
- Relasi Akidah, Syariat, dan Tasawuf
- At-Tawassuth. Al-I’tidal, dan At-Tawadzun
- At-Tawassuth
- Al-I’tidal
- Al-Tawadzun
3. AJARAN, PRAKTIK, DAN IMPLIKASI TASAWUF K.H. ACHMAD SIDDIQ
- Pengertian Tasawuf
- Fungsi Praktis Tasawuf
- Unsur Utama Tasawuf
- Motivasi Melakukan Ibadah
- Ajaran tentang ‘Uzlah dan Mu’asyarah’
- Pentingnya Menjaga Keseimbangan Dunia-Akhirat
- Modernisasi Tasawuf
- Ajaran dan Praktik Tasawuf dalam Wirid Dzikr al-Ghafilin
- Implikasi Ajaran dan Praktik Tasawuf K.H. Achmad Siddiq
PENUTUP
CATATAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KITAB DZIKRUL GHOFILIN HURUF LATIN
TENTANG PENULIS
Sinopsis
Pemikir yang konsisten, selalu berijtihad dengan implikasi depan dan fundamental, bahkan revolusioner bagi kehidupan umat Islam dalam berbangsa dan bernegara, itulah di antara kualitas K.H. Achmad Siddiq, sang penggagas uluran hubungan NU dan Muhammadiyah.
Bersama pandangan Kyai Achmad yang mendunia, bangsa Indonesia diperkenalkan dengan kacamata tasawuf yang lebih membumi; tanpa membeda-bedakan suku, ras, warna kulit, bahkan kelompok agama mana pun. Sebuah solusi alternatif untuk menghadapi krisis spiritual bangsa besar dan multikultur ini.
“K.H. Achmad Siddiq — yang saya kenal — adalah seorang ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama… Dari dimensi kerohanian dan spiritualitas, ia membawa tatanan kehidupan masyarakat ideal yang harmonis di tengah-tengah keberagaman umat.” K.H. Abdurrahman Wahid