Judul |
---|
Aku Bangga Jadi Anak PKI |
Penulis |
Dr. Ribka Tjiptaning Proletariyati |
Penerbit |
Cita Lestari, Desember 2002 (cetakan ke-2) |
Kategori |
Judul Buku, Karya Tulis Gus Dur, Pengantar Buku |
Arsip Tahun |
2002 |
Judul Tulisan
Sinopsis
Bahwa penulis buku ini memiliki orientasi yang benar-hal itu tidak perlu diragukan lagi Bahkan, orientasi itu sangat jelas berjalan seiring dengan orientasi penulisná vaitu rasa peri-kemanusiaan yang tinggi
Dalam hal ini, penulis buku ini memiliki orientasi bersamaan dengan apa yang dimiliki oleh penulis pengantar buku ini. Avali penulis pengantar buku mi adalah seorang pejuang gerakan Islam yang militan, tapi memiliki orientasi peri-kemanusiaan yang tinggi. Karenanya, ta selalu bersikap simpati kepada kepentingan rakyat kecil, sebagaimana ia dipahami dan dilikat sehari-hari. Kalau ayah dari dr Ribka adalah seorang ningrat dengan kekayaan besar sebagai konglomerat waktu itu, orientasinya jelas berpilak kepada kepentingan rakyat Ayah penulis pengantar buku ini pim adalah scorang putra Kyai besar yang diistimewakan oleh para pengikutnya dalani segala hal tetapi ia membela kepentingan rakyat banyak dan ia tidak menjadi aktivis partai Komunis. melainkan menjadi penggerak idiologi agama. Namun, ia menentang negara agama. Karena hal ini akan membedakannya dari kedudukan warga negara non muslim.
(KH. Abdurrahman Wahid)
Arus massa terus mengalir mereka datang tanpa diundang tampa disuruh Datang atas kehendak sendiri. juga saya dan teman-tentin. Kami berempat menuju ke Kebagusan, untuk membaca do’a bersama.
Kami terus berjalan kedepan melewati barisan yang tak terhitung jumlalunya Mereka adalah pendukung Megawati Kaum demokrat yang datang membanjir. Kedatangan ini sungguh membanggakan dan membesarkan hati bagi perjuangan untuk demokrasi. pada saat demokrasi sedang diinjak-injak semannya.
Dan baru itu pertama kali bertemu. berkenalan dan berjabatan tangan crat-erat. Penampilan dan wajah yang menatap tajam dapat saya tarik kesimpulan dr. Ning adalah orang kuat. Demokrat sejati yang berani menatap hari depan dengan wajah mendongak
(Seclami)