Kembali ke 1A Kumpulan Tulisan

Mengatasi Krisis Ekonomi: Membangun Ekonomi Kelautan – Tinjauan Sejarah dan Perspektif Ekonomi

1A Kumpulan Tulisan
Mengatasi Krisis Ekonomi: Membangun Ekonomi Kelautan – Tinjauan Sejarah dan Perspektif Ekonomi
Judul
Mengatasi Krisis Ekonomi: Membangun Ekonomi Kelautan – Tinjauan Sejarah dan Perspektif Ekonomi
Penulis
Abdurrahman Wahid, Hendi Kariawan
Penerbit
Teplok Press, Jakarta, November 2004 (cetakan ke-2)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Sinopsis

Buku ini berisi tulisan dari dua tokoh, Gus Dur dan Hendi Kariawan. Keduanya merupakan aktivis yang berkontribusi di bidang ekonomi dan kelautan. Gus Dur di masa pemerintahannya telah mendirikan Departemen Eksplorasi Laut (1999) yang kemudian berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2005.

 

Sementara Hendi adalah akademisi yang bergelut di bidang ekonomi dan sebagai aktivis reformasi. Keduanya memberikan gagasan bahwa penting memprioritaskan basis ekonomi kelautan yang selama ini belum dioptimalkan.

 

Ada dua belas tulisan Gus Dur di dalam buku ini. Tulisan-tulisannya itu semuanya diberi judul “Arah Dua Pola Kehidupan”. Sementara tulisan Hendi Kariawan ada delapan, yang fokus membicarakan potensi ekonomi berbasis kelautan.

 

Dalam tulisan Arah Dua Pola Kehidupan series, Gus Dur menggunakan pendekatan sejarah masa lampau untuk memberikan pemahaman kepada pembaca. Dengan pendekatan itu, harapannya pembaca dapat menarik hikmah atau pelajaran dari kisah masa lalu, sebagai pengingat agar kita berhati-hati dalam melangkah supaya tidak mengulangi kesalahan. Sekaligus juga mampu merumuskan gagasan-gagasan baru untuk konteks sekarang.

 

Dua pola kehidupan yang digambarkan oleh Gus Dur adalah pertama tentang perilaku masyarakat agraris, bertani dan bercocok tanam. Kedua adalah masyarakat yang pola hidupnya memanfaatkan lautan atau sungai untuk berniaga.

 

Keduanya memiliki karakter dan pola pikir yang berbeda. Karakter atau ciri khas masyarakat agraris adalah feodal, memegang teguh tradisionalisme, kuat kepercayaannya kepada hal ihwal supranatural, berbau tahayul. Hal ini yang membuat masyarakat agraris sulit untuk menerima perubahan secara cepat.

 

Sementara pola hidup masyarakat maritim sebaliknya. Ia lebih terbuka, plural, karena sering berinteraksi dengan banyak orang melalui perdagangan. Karakternya lebih egaliter dan cepat menyerap hal-hal baru, modernitas. Alasan mengapa agama Islam datang lewat jalur perdagangan adalah salah satu bukti kuat.

 

Dalam tulisannya itu pembaca diajak Gus Dur traveling menyelami sejarah masa lalu, dan selalu ada pesan-pesan penting di akhir tulisan yang mengajak kita untuk merenung dan berpikir sejenak. Tentang hubungan antar agama, sistem pendidikan, cara berpikir, dan lainnya.

 

Kehadiran Departemen Eksplorasi Laut pada masa pemerintahan Gus Dur, diantaranya adalah karena Gus Dur membaca sejarah, dan pengelolaan ekonomi kelautan pada era sebelumnya tidak menjadi prioritas. Gus Dur mengingatkan kalau kita ingin menjadi bangsa yang jaya harus mampu menguasai lautan sebagaimana kerajaan-kerajaan masa lampau. Seperti kerajaan Kutai dan Sriwijaya.

 

Indonesia dengan luas wilayah 75% terdiri atas lautan, dan negara dengan kepulauan terbesar di dunia sangat sayang jika tidak memanfaatkan hal itu dengan baik. Mestinya ekonomi berbasis kelautan menjadi primadona pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan juga tidak hanya terpusat pada Jawa sentris, jadi lebih merata. Selain itu kita dapat mempersiapkan alat-alat pertahanan dan pangkalan-pangkalan armada untuk menjaga kedaulatan bangsa dari serangan musuh.