Kembali ke Judul Buku

Membangun Demokrasi

Kumpulan Tulisan GD
Membangun Demokrasi
Judul
Membangun Demokrasi
Editor (Penyunting)
Zaini Shofari, Al-Raef, Andri Taufik H
Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, April 2000 (cetakan ke-2)
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Sinopsis

Langkah-langkah Gus Dur kerap tak konsisten dan sulit dipahami; membingungkan! Gagasannya untuk menjalin hubungan dengan Israel, merupakan contoh paling gres. Juga masih segar dalam ingatan kita ketika ia melontarkan beberapa inisial yang diduganya terlibat dalam beberapa kerusuhan. Ada yang menduga, itulah sifat dasar Gus Dur. Yang menarik walau sudah bikin repot, Gus Dur aman-aman saja, aparat seolah tak bernyali. Seorang pejabat bahkan menyebutnya sebagai manusia tak pernah salah. Sampai ada ungkapan sinis: “kalau nggak nyleneh ya bukan Gus Dur namanya”. Keberaniannya menentang arus tidak menyebabkan dia ditinggalkan pengikutnya. Bahkan kini dia presiden kita: Apakah dengan demikian kita menyukai sikap nyleneh, tidak konsisten, dan sulit dipahami?

 

“Sikap Gus Dur tak sulit dipahami. Dia semata-mata ingin menjaga keselamatan bangsa dan negara. la sangar concern terhadap soal itu. Besarnya perhatian Gus Dur pada bangsa terlihat ketika ia mendukung Pancasila sebagai asas tunggal. Dia melihat bangsa ini beragam. Karena itu, Pancasila sangat diharapkan sebagai alat pemersatu. Meski Gus Dur tokoh agama, ia sama sekali tak mau membuat negara ini berdasarkan agama tertentu.”

(Dr. Said Aqil Siradj, Khatib Syuriah PBNU)

 

“… sebagai sebuah terobosan pemikiran alternatif, saya menyam- paikan salut kepada Gus Dur. Bagi saya, kontribusi Gus Dur yang terpenting terletak pada kekuatan dan keberanian Gus Dur untuk menggugat wacana dominan yang berkembang di kalangan publik saat ini”

(Pratikno, Ph.D. Pengamat Politik)