Kenapa PKB Tidak Berasaskan Islam

Sumber Foto; https://www.fraksipkb.com/2014/03/07/pkb-mamuju-sosialisasi-bukan-sekedar-cari-dukungan/

Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid

Kalau selama ini saya menulis mengenai masalah-masalah umum atau masalah nasional, kali ini saya ingin menjelaskan mengenai berbagai masalah yang terkait sangat subjektif, karena di samping saya ikut melahirkan, saya juga merasa bertanggung jawab untuk menjelaskan berbagai masalah yang terkait dengan PKB. Jadi, saya akan menulis masalah-masalah dimana saya ada di dalamnya. Karena itu bisa saja dinilai sangat subjektif.

Saya merasa perlu menulis masalah ini untuk bisa menjelaskan berbagai masalah yang selama ini dipersoalkan pihak lain. Mulai dari hubungan NU dengan PKB. Ada pihak-pihak tertentu yang menilai PKB sebagai “anak durhaka” yang dilahirkan oleh NU. Menurut mereka mestinya PKB menjadi partai Islam (Ahlis Sunnah Wal jamaah) sesuai dengan asas NU. Kenyataannya, PKB tidak berasaskan Islam. Itu penilaian mereka. Dalam masalah ini perlu saya jelaskan bahwa PKB memang sengaja tidak mencantumkan asas Islam. Tetapi kita harus tahu, PKB itu dilahirkan oleh tokoh-tokoh Islam atau para ulama. Mereka merupakan (warasatul ambiya) atau pewaris para nabi yang tidak perlu diragukan lagi keislamannya. Mereka mengamalkan Islam sebagai (way of life). Kalau sudah begitu, apakah masih perlu diragukan lagi keislaman PKB? Lantas mana penting antara pencantuman partai berasaskan Islam dengan mengamalkan syariah Islam itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana tuntunan Rasulullah dibandingkan dengan mencantumkan azas Islam tetapi tidak mengamalkan ajaran Islam? Inilah, kenapa PKB menegaskan asasnya kepada sila-sila Pancasila. Karena disana juga tersirat bahwa PKB berasaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. [Lho], wong dilahirkan para ulama, kok PKB masih diragukan keislamannya.

Lantas kenapa PKB mencantumkan asasnya sebagai partai nasional? Kita harus ingat bahwa negara Republik Indonesia ini bukan hanya milik orang Islam. Semua komponen bangsa yang ada di negara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari berbagai suku yang ada di dalamnya, berbagai pemeluk agama dan kepercayaan, termasuk masyarakat keturunan Tionghoa. Mereka tidak bisa kita katakan sebagai penduduk nonpribumi. Tidak bisa.

Sebelum negara ini menjadi negara Indonesia atau merdeka pada 17 Agustus 1945, mereka sudah hidup di negara ini. Saya tidak perlu membuktikan, sejak beberapa ratus tahun mereka sudah ada di bumi Nusantara ini. Tetapi semua itu bisa kita lihat bukti-buktinya berbagai pelosok tanah air kita.

Bangunan-bangunan banyak kita saksikan berarsitektur Cina. Itu di bukti, mereka sudah ratusan tahun di bumi Nusantara ini. Lantas kenapa mereka dipanggil sebagai nonpri? Itu yang sebenarnya kita kikis. Barangkali, saat inilah semua itu harus kita kikis dan penduduk Tionghoa harus menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi bangsa ini. Karena kita punya pandangan seperti itu, maka PKB menjadikan dirinya sebagai partai terbuka atau partai yang bersifat nasionalis. PKB terbuka untuk siap saja, untuk seluruh komponen bangsa ini. Makanya, dalam programnya, PKB bertekad akan membentuk pemerintahan di negara ini dengan melibatkan semua komponen bangsa yang ada di negara ini. Dan, pemerintahan itu sendiri, tentu saja juga akan dilakukan bersama-sama dengan partai lain yang punya visi dan tujuan yang sama untuk membentuk pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan benar yang didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.

Kedaulatan rakyat

Dukungan rakyat ini perlu saya garis bawahi, karena merekalah yang berdaulat di negara ini untuk menentukan arah dan haluan negara menuju masa depan dalam kehidupan yang adil dan beradab demi kesejahteraan bangsa dan negara, PKB dalam programnya akan menjadikan kedaulatan rakyat bisa terwujud secara nyata, bukan hanya dalam slogan-slogan yang tidak berarti sama sekali seperti selama ini.

Rakyat yang berdaulat, dalam program PKB adalah bagaimana rakyat secara nyata bisa menentukan; mulai siapa presiden yang mereka kehendaki, lantas pemerintahan yang bagaimana yang mereka kehendaki serta bagaimana program pembangunan bangsa ini yang mereka inginkan. Termasuk di dalamnya, mereka juga menentukan bagaimana masa depannya bangsa ini. Yang jelas, rakyat menginginkan kita bisa menjadi negara yang maju yang berkeadilan dan hidup sejahtera lahir dan batin, baik secara material ataupun spiritual.

Makanya, PKB sangat memerlukan adanya dukungan yang besar dari seluruh komponen bangsa ini, baik dari kalangan masyarakat Islam pada umumnya maupun dari kalangan nonmuslim serta dari kalangan berbagai suku bangsa yang ada di negara ini. Makanya, PKB memiliki program untuk menjadikan kedaulatan benar-benar di tangan rakyat. Sehingga rakyat benar-benar berdaulat menentukan keberadaan negara dan bangsa ini.

Saya sendiri merasa yakin, kalau PKB mendapat kepercayaan dari seluruh komponen bangsa ini dan didukung secara penuh dalam Pemilu 1999 hingga PKB mendapat dukungan mayoritas dari seluruh bangsa, maka kedaulatan rakyat akan benar-benar terwujud. PKB jelas akan berusaha mati-matian untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat atau kepada bangsa ini, karena mereka tidak ingin kepercayaan yang diberikan itu akan menjadikan mereka kecewa kepada PKB. Jelasnya, PKB tidak ingin mengecewakan kepercayaan yang diberikan rakyat dalam Pemilu 7 Juni 1999. Ini tekad PKB.

Berbagai masalah yang terjadi selama rezim Orde Baru pimpinan Soeharto yang sekarang banyak dipersoalkan oleh berbagai pihak, jelas menjadi pelajaran bagi PKB untuk menghindarinya. Korpri (Korps Pegawai RI) yang kenyataannya mereka menjadi pemeras rakyat, dalam pemerintahan yang baru nanti, jelas tidak akan berubah 180 derajat.

PKB bertekad menjadikan mereka benar-benar harus mengabdi kepada masyarakat. Mereka harus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Kalau mereka tidak bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, PKB jelas tidak akan segan-segan untuk memberikan tindakan yang tegas.

Kenapa semua itu menjadi tekad dan program PKB jika mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin negara ini? Karena itu tadi, PKB tidak ingin mengecewakan masyarakat yang memberikan dukungan suaranya kepada PKB dalam Pemilu 1999.

Tentu saja, itu bukan berarti, rakyat yang –karena sesuatu hal– tidak mendukung PKB dalam Pemilu 1999 ini lantas tidak akan diperhatikan oleh PKB!? Tidak! Mereka tetap akan mendapat perhatian dari PKB sebagaimana masyarakat pada umumnya. Kenapa begitu? Karena PKB ingin mengabdikan seluruh kemampuannya untuk kesejahteraan masyarakat serta terciptanya keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi, PKB dilahirkan memang untuk mengabdikan dirinya kepada seluruh komponen bangsa ini. Tetapi, PKB sadar, semua itu tidak akan terwujud, manakala tidak didukung oleh seluruh bangsa dan negari ini. Makanya, adanya kebersamaan seluruh komponen bangsa dan negara ini untuk bersama-sama PKB membangun bangsa ini merupakan prasyarat yang mutlak terwujudnya semua tekad itu.

Makanya, PKB secara terbuka dan terus terang mengajak semua pihak untuk bersama-sama, pertama-tama menyukseskan pemilu mendatang, karena pemilu ini akan menjadi pertaruhan bagi bangsa dan negara ini untuk memasuki era baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang saat ini masih didera oleh berbagai krisis nasional.

Tentu saja, suksesnya pemilu itu dengan harapan masyarakat memberikan dukungan suaranya kepada PKB hingga bisa membentuk pemerintahan yang baru untuk membawa bangsa dan negara ini kepada era Indonesia baru dalam pemerintahan yang demokratis, bersih dari KKN, berwibawa dan pemerintahan yang benar.