Kembali ke 1A Kumpulan Tulisan

Islam Indonesia – Legitimasi dan Resistensi Kultural Gus Dur di Era Orde Baru (Draft)

1A Kumpulan Tulisan
Islam Indonesia – Legitimasi dan Resistensi Kultural Gus Dur di Era Orde Baru (Draft)
Judul
Islam Indonesia – Legitimasi dan Resistensi Kultural Gus Dur di Era Orde Baru (Draft)
Penulis
Abdurrahman Wahid
Editor (Penyunting)
Faried F. Saenong
Penerbit
Piramida Circle, Jakarta, 1998
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

I. Nahdhatul Ulama dan Pesantren di Tengah Arus Modernisasi

  1. NU dan Islam di Indonesia Dewasa Ini
  2. NU dan Politik
  3. NU Antara Elitisme dan Egalitarianisme
  4. NU dan Tugas Intelektual Muslim
  5. Asal-Usul Tradisi Keilmuan Pesantren
  6. Pengembangan Pengajian Kitab di Pondok Pesantren
  7. Prinsip-Prinsip Pendidikan Pesantren
  8. Pemekaran Wawasan Kitab Kuning Melalui Reaktualisasi Kandungannya
  9. Pemutihan Kitab Kuning
  10. Dinamisasi atau Modernisasi Pesantren

 

II. Islam, Wacana Klasik dan Isu-Isu Pembaruan Keagamaan

  1. Kepemimpinan dalam Islam.
    Tulisan ini merupakan gabungan dari 4 artikel:
    Dialog Tantangan Kepemimpinan Islam 1
    Dialog Tantangan Kepemimpinan Islam 2
    Dialog Tantangan Kepemimpinan Islam 3
    Dialog Tantangan Kepemimpinan Isalm 4
  2. Regenerasi Kepemimpinan dalam Islam
  3. Pribumisasi Islam
  4. Pengembangan Fikih yang Kontekstual
  5. Fikih dan Etika Sosial Kita
  6. Pembaruan dalam Gerakan Keagamaan
  7. Kerancuan Istilah Keislaman dan Dampaknya
  8. Teori Politik dan Negara Islam
  9. Islam dan Konsep Syura
  10. Agama dan Paradigma Non-Agama
  11. Islam dan Hubungan Antar Umat Beragama di Indonesia
  12. Kehidupan Beragama, Rekayasa Sosial dan Kemantapan Kehidupan Beragama
  13. Menjadikan Hukum Islam sebagai Penunjang Pembangunan

 

III. Islam dan Isu-isu Kebangsaan dan Pluralita

  1. Agama Sebagai Kekuatan Sosial Politik
  2. Islam dan Masyarakat Bangsa
  3. Reideologisasi dan Retradisionalisasi dalam Politik
  4. Massa Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
  5. Islam dan Titik Tolak Etika Pembangunan
  6. Merumuskan Hubungan Ideologi Nasional dan Agama
  7. Islam dan Pancasila: Titik Temu Ideologi Universal dan Ideologi Nasional
  8. Pancasila dan Ajaran Agama Tidak Saling Bertentangan
  9. Pancasila dan Kondisi Objektif Kehidupan Umat Beragama
  10. Pancasila dan Liberalisme
  11. Voting dan Tradisi Demokrasi
  12. Dialog, Musyawarah atau Kongkow?
  13. Persaingan di Bawah Justru Lebih Hebat

 

IV. Islam dan Isu-isu Kemanusiaan dan Peradaban

  1. Analisa Islami atas Marxisme dan Leninisme
  2. Republik Bumi di Surga: Sisi Lain Motif Keagamaan di Kalangan Gerakan Masyarakat
  3. Kemerdekaan, Suatu Refleksi
  4. Mencari Perspektif Baru dalam Penegakan Hak-hak Asasi Manusia
  5. Kalau Sang Resi Berbicara
  6. Beberapa Masalah Utama Generasi Muda
  7. Upaya Bersama Menanggulangi Kemiskinan
  8. Konsep Islam dan Manusia dan Implikasinya bagi Pendidikan
  9. Sumbangan Islam bagi Pengembangan Budaya Indonesia
  10. Islam, Otoritarianisme dan Demokrasi di Aljazair
  11. Islam Kultural di Irak

Sinopsis

Buku ini dibagi ke dalam empat bagian. Pertama, Nahdlatul Ulama dan Pesantren. Kedua, Islam dan Pembaharuan. Ketiga, Islam dan Kebangsaan. Keempat, Islam dan Kemanusiaan. Ada 47 esai Gus Dur yang ditulis di berbagai media, baik majalah, jurnal, dan koran, dari tahun 1975 hingga 1998.

 

Wajah Islam Indonesia sudah sangat diwakili dalam pembagian sub bab buku. NU dan pesantren menjadi pintu masuk pemikiran Gus Dur, karena beliau dibesarkan dari rahim pesantren dan menjadi besar saat ngurusi atau berkhidmah di NU. Dari sanalah gagasan tentang pembaharuan, modernisasi, kebinekaan dan kemanusiaan untuk muncul. Tidak hanya gagasan, Gus Dur menuangkan ide-idenya itu dalam bentuk gerakan untuk mencapai kehidupan yang maslahat. Terutama untuk kepentingan bangsa dan negara.

 

Selain itu, NU dan pesantren selama ini menjadi benteng yang terus merawat nilai-nilai keindonesiaan; nasionalisme, kebinekaan, dan bahkan menjadi bahan penelitian oleh para indonesianis—terutama peneliti dari luar—yang tidak bisa melepaskan peran NU dan pesantren dalam membentuk wajah Islam Indonesia hingga hari ini. Sebut saja, Mitsuo Nakamura, Sidney Jones, Clifford Geertz, Martin van Bruinessen, Robert Hefner, dan lainnya.

 

Islam Indonesia bagi Gus Dur adalah kewajiban hidup bermasyarakat, dan dengan sendirinya bernegara. Menerima asas Pancasila sebagai dasar negara, bersikap toleran dan menghargai perbedaan pendapat. Gerakan moderasi beragama yang ramai belakangan ini ternyata sudah pernah ditulis oleh Gus Dur di tahun 84. Tulisan Gus Dur di buku ini masih sangat relevan diperbincangkan dalam konteks sekarang. Apalagi jika motor penggerak dalam isu moderasi adalah anak-anak muda NU sendiri.