Kembali ke Buku

Melawan Melalui Lelucon

Melawan Melalui Lelucon
Judul
Melawan Melalui Lelucon
Penerbitan
Puasat Data dan Analisis TEMPO, Jakarta 2000
Penulis
K.H. Abdurrahman Wahid
Kategori
, ,
Arsip Tahun

Judul Tulisan

Bab I Agama dan Pesantren

  1. Moralitas: Keutuhan dan Keterlibatan
  2. Agamawaan dan Pembangunan Desa
  3. Pesantren dan Ludruk
  4. Islam Setuju Kemiskinan
  5. Si pembelot dan Kebingungan Ilahiyah
  6. Perihal Gerakan Sempalan Islam
  7. Imamah: Kemelut Kepemimpinan Umat
  8. Bila Kiai Berdebat
  9. Fatwa Natal: Ujung dan Pangkal
  10. Mengapa Mereka Marah?
  11. “Islam kaset” Dengan Kebisingannya
  12. Dakwah Harus di Teliti
  13. Tuhan Tidak Perlu DIbela
  14. Kasus Terjemahan H.B. Jassin
  15. Dari Masa Lalu ke Masa Depan
  16. Kwitang! Kwitang!
  17. Tuhan Akrab Dengan Mereka
  18. Kerudung dan Kesadaran Beragam
  19. Mereka Lalu Membuat Surau
  20. Islam: Punyakah Konsep Kenegaraan?
  21. Yang Sama dan Yang Benar
  22. Slalahkan Jika Dipribumukan
  23. Mikrokosmos Seorang Masjumi
  24. Istilah Sama, Arti Beda
  25. Sekuler tidak Sekuler
  26. Agama dan Kebangsaan
  27. Ramai-ramai Menolak Adopsi
  28. Skala Prioritas Ibadah
  29. Lebaran tanpa Takbiran

Bab II Tokoh

  1. Kiai Nyentrik Membela pemerintah
  2. Sama-sama Bermimpi Besar
  3. Kiai Khasbullah dan Musuhnya
  4. kiai Ikhlas dan Ko-edukasi
  5. Rasionalitas Kiai Adlan
  6. Kiai Razaq Yang terbakar
  7. Ketat, tetapi Longgar
  8. Kiai Iskandar dan Pak Damin
  9. Bersatu dalam Menuntut Ilmu
  10. Baik Belum Tentu Bermanfaat
  11. Tokoh Kiai Syukri
  12. Sang Kiai dan Keyakinannya
  13. Dunia Nyata Kiai Zainal
  14. Ustad Yang Hidup di Dua Dunia
  15. Kiai Dolar Berdakwah
  16. Sekali Lagi Ahmad Wahid
  17. Naipaul dan Islam Yang Tidak Marah
  18. Cak Nur: Tetap, Tetapi Berubah
  19. Syekh Mas’ud Memburu Kitab
  20. Kiai Pencari Mutiara
  21. Yang Umum dan Yang Khusus
  22. Muallim Syafi’i
  23. Tiga Pendekar dari Chicago

Bab III Sosial Ekonomi

  1. Tebasan di Pinggiran Kota
  2. Sang Romo, Rumah, dan Bambu
  3. Agrobisnis yang Bagaimana
  4. Orang Gemuk Sebagai Indikator
  5. Piala Dunia ’82 dan landreform
  6. Koperasi: Sudah Beranjak dari Utopia?

Bab IV Sosial Politok

  1. Golongan fungsional dan Perlunya Dialog
  2. Kaum Intelektual Berganti Kelamin
  3. Sulit masuknya, Mudah keluarnya
  4. Serba Tunggal
  5. Sumbangan Untuk Kontestan Keempat?
  6. Ornop: Benarkah Untul-untul?
  7. Saya Juga Keturunan Lembu peteng

Bab V Luar Negeri

  1. Hubungan Luar negeri Kita dan Hak Asasi
  2. Peacock dan KB Nonblok
  3. Demokrasi Haruslah Diperjuangkan
  4. Menilai Kepemimpinan
  5. Irak: Patahnya Beberapa Mitos
  6. Mesir: Birokrasi Itu Jadi Gurita
  7. Khomeini dan Beberapa Pertanyaan
  8. Sederhana, Syahdu
  9. Iran Yang Tidak Saya Lihat
  10. Eksperimen Dengan Sebuah Revolusi
  11. Sebelas Orang Muda di Noordsingel
  12. Benbella, Islam, dan Partai Tunggal
  13. Sadat dan Islam
  14. Mesir dan Kita: Persamaan dan Perbedaan
  15. Sadat Sebagai Politikus
  16. Yang Membuat dan Yang Dicatat
  17. Kisah Sebuah Anak Kalimat
  18. “Islam Kiri” Warisan Nasser
  19. Muncul Nasionalisme Aran Ketiga
  20. Haruskah Bani sadr Dicemooh?
  21. Qashidah
  22. Maka Dibagilah Fungsi Tandingan
  23. Palestina:Dari Tragedi Ke EksistensiĀ 
  24. Ghotbzadeh: akemalangan Iran
  25. Israel: Cukupkah Momentumnya?
  26. Damai dalam Pertentangan
  27. Iran dan Model Pembangunan

Bab VI Budaya

  1. Pada Usia Sepuluh Tahun
  2. Melawan Melalui lelucon
  3. Perubahan Struktural Tanpa Karl Marx
  4. Orang Karo dan Kebanggaannya
  5. Sebuah Perspektif Nasi Tumpeng
  6. Akademi Betawi
  7. Gatotkaca Anti-Israel
  8. Menunggu Setan Lewat
  9. Lagu Jawa di Restauran Padang
  10. Dokter Idealis, Kiai formalis
  11. Perjanjian dengan Setan
  12. Tradisi, Kebudayaan Modern, dan Birokratisasi
  13. Piala Eropa: Adu Bola

Sinopsis

Buku tentang Abdurrahman Wahid atau buku yang berisi tulisan buah pikir Abdurrahman Wahid sudah banyak diterbitkan. buku ini salah satu diantaranya. yang membedakan dari buku-buku yang lain adalah buku ini sepenuhnya merupakan buah pikiran Gus Dur yang ditulisnya sebagai kolom di majalah TEMPO. ada lebih dari seratus kkolom yang ditulis oleh Gus Dur, tulisan itu beragam, mulai masalah keagamaan, profil para kiai, sosial-ekonomi, politik, luar negeri, bahkan juga sampai olahraga. tulisan itu begitu segar, ringan, mengalir, mencermikan wawasannya yang luas. masalah yang berat ditulisnya dengan gaya yang ringan.