Banyak Cara Memuliakan Bangsa

Sumber Foto: https://www.suaramerdeka.com/bola/0410144224/daftar-16-tim-negara-yang-lolos-ke-piala-asia-u-23-qatar-timnas-indonesia-u-23-tampil-meyakinkan

Oleh K.H. Abdurrahman Wahid

Sepak bola sebagai olah raga paling populer di dunia merupakan salah satu media bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi mengharumkan nama bangsa. Sebagai seorang atlet, mereka akan berusaha mengharumkan nama bangsa dengan cara-cara yang sportif, elegan, juga indah.

Negara-negara Amerika Latin, meskipun kebanyakan bisa dikategorisasikan sebagai negara miskin akibat penjajahan dan dominasi Amerika Utara, menjadi sedemikian terkenal karena sepak bolanya yang begitu indah.

Beberapa negara asal Amerika Latin sanggup menjadi jawara dunia. Bahkan, Brazil kini masih kokoh sebagai tim terbanyak menggenggam trofi Piala Dunia sebanyak lima kali. Menyusul kemudian Argentina dan Uruguay yang masing-masing pernah dua kali menjadi juara dunia.

Tak cuma itu, di balik kemiskinan mereka, bintang-bintang penuh talenta selalu muncul dari wilayah ini. Robson de Souza atau lebih dikenal dengan nama Robinho, misalnya. Pemain lincah ini lahir di kota kecil Sao Vicente. Dia berasal dari keluarga kekurangan, tetapi menjelma menjadi pesepak bola unggul dan disebut-sebut sebagai reinkarnasi Pele karena keahliannya mengolah si kulit bulat. Dia berhasil membawa nama Brasil dalam pentas sepak bola dunia, dengan menekuni bidang kehidupan yang menjadi hobinya sejak usia 4 tahun.

Olah raga semacam sepak bola memberi pelajaran kepada kita bahwa memuliakan nama bangsa dan negara bisa dilakukan dengan cara-cara yang sportif, elegan dan penuh dengan keindahan. Tidak perlu lagi mengangkat senjata untuk menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa memiliki jiwa dan kekuatan besar.

Pertemuan 32 negara dari lima benua menjadi salah satu hal yang menarik dicermati. Semuanya punya misi yang sama: mengharumkan nama bangsa lewat sepak bola. Tentunya, cara dan strategi yang diterapkan tidak akan sama.

Keberagaman yang turut dalam setiap tim yang berlaga di Jerman, bukanlah sesuatu yang akan menimbulkan perseteruan. Bisa dilihat saat mereka sebelum dan seusai bertanding. Saling tukar kostum dan saling bersalaman menjadi simbol bahwa perbedaan hanya terjadi saat pertandingan saja.

Apalagi, banyak di antara mereka berasal dari satu klub. Hanya karena Piala Dunia mereka harus saling berhadapan. Ketika Piala Dunia 2006 telah selesai, maka mereka akan kembali dalam satu kamar ganti yang sama. Dan, berada di sisi yang sama di tengah lapangan.

Dalam Islam diajarkan untuk memiliki kepedulian tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan dalam sebuah kehidupan adalah untuk menciptakan seperangkat sikap hidup yang memiliki rasa kasih sayang kepada sesama makhluk dalam arti yang luas dan dinamis (rahmatan lil ‘alamin). Termasuk dalam rasa kasih ini adalah kemampuan untuk memahami pendirian orang lain, baik seagama ataupun tidak.

Sikap seorang pemain bola tatkala membantu pemain lawan yang cedera adalah sikap yang sportif dan memahami orang lain. Tak peduli pemain yang dibantu itu berasal dari bangsa dan agama yang berbeda. Di sinilah terlihat keberagaman bukan menjadi halangan untuk memberikan rasa kasih sayang kepada sesama makhluk Tuhan.

Islam tidak pernah menilai seseorang hanya dari penampilan fisik, jargon atau simbol yang dipakainya. Lebih dari itu, kualitas seseorang ditentukan oleh keimanan kepada Tuhannya yang diiringi dengan amal saleh yang bermanfaat bagi semua pihak (khairukum anfa’uhum lin-nas).

Sepak bola, dan olah raga pada umumnya, mengajarkan kepada kita sebagai bangsa yang plural bahwa mengharumkan nama bangsa bisa dilakukan dengan cara-cara yang terhormat dan menyenangkan banyak pihak. Sepak bola juga memungkinkan kita bergaul dengan berbagai golongan dan lapisan masyarakat.

Sungguh akan lebih indah dan sempurna, jika keberagamaan kita mampu menambah wawasan baru dan pergaulan serta bisa membawa nama baik bangsa dan agama dalam pergaulan antar-bangsa. Bukan membuat kita semakin kerdil dan menutup diri karena merasa paling benar dan sempurna. Sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu sulit, bukan?