Kunjungan Presiden Gus Dur ke Irian Jaya (Papua) Tahun 1999

Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid
Para Menteri yang terhormat bapak gubernur dan anggota muspida tingkat satu, dan pejabat-pejabat pemerintahan lain di tingkat masing-masing, para hadirin dan hadirot yang ada disini.
Setelah mendengarkan pembicaraan kelima orang yang kita ikuti tadi, sebelum saya mulai pennjelasan saya ingin saya kemukakan beberapa hal: Pertama, sebelum sampai kemari saya sudah menyampaikan kepada pak Fredy mumberi dan juga tadi di Merauke sudah saya kemukakan. Bahwa mulai sekarang dalam pendapat saya, kita mendengar pendapat dari pihak pemerintah yang lain. Bahwa Irian Jaya hendaknya menjadi Papua. Datangnya ini bukan tekanan dari siapa-siapa, tetapi sudah lama saya pikirkan mengapa? Karena kata Irian Jaya sebenarnya addalah manipulasi dari bahasa Arab. Yang artinya Irian itu telanjang, Mungkin karena dulu para pengembara Arab datang kemari pertama kali melihat teman-teman di Papua ini memakai Koteka saja, kira-kira. Jadi karena itu lalu diberi nama irian jaya dan itu memang lama-lama menjadi kebiasaan kita untuk mengambil oper tanpa mengetahui asal-usulnya. Karena itu kita Kembali pada asal-usul semula adalah Papua.
Kemudian yang kedua, yang tadi ditanyakan di Merauke ada juga kawan yang berbicara di sana. Saya katakana kawan ini yang manuntut adanya kemerdekaan bagi Papua, disini saya dengar lagi hal itu. Perlu saya nyatakan bahwa Keputusan mengenai hal ini bukan hak saya saja, tapi juga adalah hak daripada Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia yang tadi ditolak oleh saudara Tompenal. Kalua ditolak begini ya, artinya kita dalam keadaan macet berunding, sudah tidak mau berunding lagi ya sudah. Tugas saya adalah menjaga keutuhan wilaya Indonesia karena saya diangkat oleh MPR sebagai Presiden untuk itu. Jadi karenanya ini masih menjadi Keputusan seperti itu ya, selama ini masi berlaku Undang-undang Dasar 1945 ya saya tidak ada jalan lain. Kecuali mempertahankan Undang-undang Dasar dengan segala cara dan dengan segala kemampuan saya.
Khusus mengenai pernyataan teman-teman meminta Papua Merdeka, sebagai pernyataan silahkan saja. Asal jangan berusaha unntuk menegakkan negara didalam negara. Jadi disini permintaan teman-teman dari teman-teman tadi yang tampak disampaikan dengan cara yang sangat sopan, kita jawab dengan sopan pula. Silahkan berbicara sebanyak-banyaknya tapi jangan sampai melakukan tindakan menciptakan negara di dalam negara. Hal ini tidak akan saya tolerir sama sekali, ini perlu. Kalau toh nanti diadakan dialog internasional, perlu saya ingatkan kepada pihak-pihak diluar sana. Tidak usah mengirimkan senjata ataupun yang sifatnya akan menciptakan negara didalam negara. Kalua untuk membuat teman-teman kita menyatakan pendapat, silahkan tidak ada masalah. Ada perbedaan yang sangat penting antara mendukung berdirinya negara dalam negara dan mendukung Upaya menyatakan pendapat. Jadi karena itu saya tidak usah berpanjang-panjang, tidak usah tedeng aling-aling ya begitulah adanya.
Saya telah membebaskan teman-teman tahanan politik yang tergabung di dalam OPM karena mereka tahanan politik. Malah lebih dari itu, di sini secara resmi saya nyatakan permintaan maaf karena selama ini telah terjadi pelanggaran hak-hak asasi manusia baik di tanah Papua maupun di Aceh di Ambon dan sebagainya. karena saya melihat hal itu sebagai sesuatu yang mengusik perasaan saya sendiri. Tapi Sekali lagi, saya nyatakan bahwa permintaan maaf ini berhubungan dengan suatu sikap yang tidak dilakukan oleh satu Lembaga. Tetapi oleh orang-orang yang melaksanakan polesi dianggap sebagai perintah Lembaga, ini penting sekali. Pembedaan ini sangat penting karenanya dalam soal KPP umpamanya saya tidak pernah campur tangan. Silakan periksa sampai habis siapapun orangnya, kalau memang ketahuan bersalah seret kepengadilan. Saya tidak akan menggerakkan jari sedikitp untuk itu. Saya menunggu keputusan pengadilan secara baik dan menerima hasilnya. Hal itu berlaku juga untuk Papua, berlaku untuk Ambon atau Maluku berlaku juga untuk Aceh dan sebagainya.
Dengan kata lain dengan kekuatan saya, saya ingin menegakkan demokrasi dalam artian yang benar di negeri ini. Dalam arti orang boleh berdialog sepuas-puasnya dan orang boleh mencoba untuk mengutarakan pendapat sebebas-bebasnya. jadi ini adalah sesuatu yang, apa namanya sikap yang sangat sulit diambil sebenarnya. Karena kalau kita menjalan pemerintahan, mau tidak mau keselamatan pemerintah itu harus dipikirkan. Tapi saya justru tidak mau memikirkan hal itu, karena yang penting adalah hak-hak asasi manusia yang ada. Karenanya kita harus memperbaiki apa yang ada karena sekarang ini kita masih dalam lingkungan Republik Indonesia. Nah, di dalam hal ini perlu saya ingatkan bahwa, masalah pelanggaran hak asasi manusia itu tidak selesai dalam sehari dua hari. Kita harus berbuat sekuat-kuatnya, sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan pelanggaran-pelanggaran. Jadi karena itu tidak selesai persoalannya sehari dua hari, walaupun kita sendiri telah berusaha sekuat tenaga. Saya nyatakan Hal ini, karena selama sekian tahun saya sendiri pun mengalami disudutkan orang karena pandangan-pandangan saya. Dianggap bahwa pandangan saya itu pandangan yang salah, pandangan mereka pandangan yang benar. Tapi saya kuatkan itu semua, demi untuk kepentingan menegakkan demokrasi dan kedaulatan hukum di Indonesia. Karena itu sekali lagi saya nyatakan bahwa bagi saya yang terpenting saya sampaikan apa yang menjadi pikiran saudara-saudara tadi, dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan tertulis kepada ketua MPR saudara Amin Rais. Dan nanti kita serahkan kepada sana, bagaimana baiknya.
Nah kalau tadi ada kata-kata sudah tidak hendak mendengarkan majelis permulasan rakyat saya silakan, itu urusan anda bukan urusan saya. Bahwa MPR nanti itu mengambil keputusan apapun dan anda tidak bisa menerima selama anda hanya menyatakan pendapat saya jamin kebebasan anda. Saya jamin hak Anda untuk mengutarakan pendapat. Tapi kalau anda ingin menegakkan pemerintahan di dalam pemerintahan, negara di dalam negara mau tidak mau kita akan berhadapan. Bukan karena kehendak saya, tetapi karena kehendak saudara. Jadi ini penting sekali untuk diingat, saya tidak ingin ini ada kekeliruan. Siapun di Indonesia ini berlaku hukum yang sama, hal itu juga berlaku bagi diri saya. Saya juga tidak setuju dengan pemerintahan yang lalu dan ada hal-hal yang tidak saya setujui pada pemerintahan yang saya pimpin sekarang ini. Tapi proses harus berjalan terus dan kita menuju kepada kedewasaan pandangan, kepada apa itu Namanya, kematangan. Untuk ini maka jelas sekali masalahnya, tidak perlu kita ulang-ulang lagi sudah menjadi jelas. Saya bergembira bahwa saudara-saudara datang kemari dengan membawa masalah tersebut.
Di antara para pembicara tadi ada yang mempersoalkan, tidak adanya wadah bagi kawan-kawan pejuang yang dulu memperjuangkan habis-habisan provinsi ini. Pada orang-orang ini saya katakana bahwa hendaknya anda sendirilah yang berjuang, karena sekarang inisiatif dipegang oleh Masyarakat. Pemerintah sifatnya hanya membantu tidak mau lebih dari itu. Karena kita sadari bahwa keputusan-keputusan yang diambil di daerah yang demikian luas dari Sabang ke Merauke, dari Jayapura sampai ke Banda Aceh ini semua adalah tergantung kepada kehendak rakyat. Kalau saudara-saudara tadi, saudara Tompenal, saudara Teis dan lain berbicara tentang rakyat, saya pun boleh bicara tentang rakyat. Jadi kita sama-sama bicara mengatasnamakan rakyat, tergantung nanti kita lihat siapa yang benar-benar mewakili rakyat. Karena itu kita apa masalah ini kita katakanlah kita bekukan dalam tindakan tapi kita teruskan di dalam ungkapan-ungkapan dan ucapan-ucapan.
Nah karena itu, saya benar-benar merasakan bahwa kita perlu membina daerah ini. Agar supaya daerah ini bisa menemukan jati dirinya, bisa menemukan kesungguhan dan kedewasaannya. Di antaranya adalah agar hukum adat berlaku di negeri ini, ini penting sekali. Karena selama ini diabaikan hanya untuk membiarkan ada nya ketamaan dan kerakusan sementara orang. Itu tidak boleh dibiarkan terjadi, hukum adat dengan segala macam persoalan yang dihadapinya. Karena bukan tidak menghadapi persoalan, ada persoalan itu. Dalam hubungannya dengan hukum pemerintahan kita yang ada itu semua harus ditinjau dengan kesungguhan dan kejujuran sikap serta keterbukaan perasaan. Ini semua penting artinya, karena itu saya sengaja datang jauh-jauh dari Jakarta kemari ya sebenarnya tidak lain hanya ingin melihat matahari terbit di Papua ini kemudian saya akan Kembali ke Jakarta. Setelah mendengarkan tadi ungkapan perasaan dari kawan-kawan Papua Merdeka yang menginginkan negara sendiri sebagai perasaan sebagai cetusan ungkapan silakan tidak ada masalah, saya terima dengan baik. Karena itu adalah kewajiban saya secara konstitusional, tapi saya juga punya kewajiban konstitusional lain. Yaitu mempertahankan keutuhan wilayah yang saya emban saat ini.
Karena itu sekali lagi saya nyatakan terima kasih kepada saudara-saudara semua yang datang kemari. Kecuali kalau ada hal lain yang perlu disampaikan, kalau yang itu-itu juga sebenarnya dikatakan saudara tombenal itu sudah belasan tahun saya ikuti. Tapi saya ingin mendengarkan sendiri dari yang bersangkutan, mendengarkan sendiri dari orang pertama. Sebenarnya tidak perlu ditambah lagi kalau memang tidak perlu, ya kalau memang apa itu Namanya, tidak ada hal-hal baru yang dikemukakan. Bisa kita sudahahi pertemuan ini, karena apa yang anda kemukakan tadi itu adalah bagian dari proses kita sebagai bangsa proses mencapai kedewasaan dan kematangan. Saya tahu persis bahwa masyarakat di Provinsi Papua ini sekarang adalah masyarakat yang hidtrukin, bermacam-macam pendiriannya tidak hanya satu pihak saja. Maka itu silakan kita berdialog berunding dan marilah kita bersama-sama mencari kesepakatan akhir.
Saya sendiri tadinya juga akan ke Timika, karena di sana terjadi arogansi yang luar biasa. Tetapi dipandang tidak pada saatnya saya berada di sana sekarang, tidak apa-apa nanti lain kali saya akan ke sana dengan ibu Megawati Soekarnoputri. Juga Saya akan meminta perubahan-perubahan dari Freeport, agar supaya keadaan tidak berat sebelah seperti sekarang ini. Dan Nantinya juga akan ada pertemuan-pertemuan yang harus saya buka di daerah itu, maka pada waktunya saya akan kembali kemari. Rasa kalau tidak ada masalah-masalah baru, saya cukupkan di sini. Saya ucapkan selamat malam dan selamat tahun baru, mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Tuhan kita semua, untuk menempuh masa yang akan datang dengan baik.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.