Renungan Setelah Kemenangan FC Porto

Sumber Foto: https://www.onzemondial.com/autres-championnats/fc-porto-1987-la-naissance-des-dragons-184141

Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid

Pertandingan final Champions Cup di Wina menjelang Lebaran pekan lalu memang mengasyikkan Pertandingan antara FC Bayern Munchen dan FC Porto di Stadion Pratar di Wina itu bukan hanya berupa pertarungan kebolehan memainkan bola oleh para pemain saja, tapi lebih-lebih lagi adalah pertempuran dua strategi yang disusun oleh para manajer masing-masing. Adu otak antara dua manajer yang satu mewakili juara Jerman Barat dan yang satunya lagi mencerminkan kepintaran merancang pertandingan oleh manajer kesebelasan juara Portugal tahun lalu.

Walaupun Udo Lattek tidak tepat dijadikan representasi persepakbolaan Jerman Barat, namun jelas bahwa ia hidup dalam tradisi persepakbolaan negeri tersebut. Demikian juga Jorge adalah contoh terbaik dari pemikiran sepakbola Portugal dewasa ini, yang dalam kejuaraan Piala Dunia di Mexico tahun lalu sempat memusingkan kesebelasan-kesebelasan unggulan.

Kebolehan teknis para pemain Bayern yang cukup tinggi secara individual ternyata tidak membuahkan kemenangan baginya dalam pertandingan di Wina itu Kekuatan berimbang dari sudut teknik penguasaan bola, ternyata dijadikan modal dalam Porto untuk memetik kemenangan. Di balik kenyataan sederhana itu tersembunyi peranan sangat menentukan darı strategi Latteck ternyata hanya terpukau pada strategi dasar yang kemudian tidak berkembang masuklah dulu bola ke gawang lawan. Strategi yang dipaksakan oleh reputasi Porto selama ini

Yang paling ditakutkan dari kesebelasan Portugal itu adalah serangan baliknya yang sangat cepat. Akselerasi serangan oleh sejumlah penyerang, setelah mematahkan serangan lawan Macan bola seperti Futre sanggup menaklukkan kesebelasan raksasa seperti Dynamo Kiey dari Uni Soviet dengan cara tersebut Sembilan pemain bertahan di belakang dan hanya dua orang ditinggalkan di kawasan lawan. Latteck membuat rancangan khusus untuk menghadapi cara bermain Porto itu Rebut dulu kemenangan, setelah itu kuasai sepenuhnya lapangan tengah. Pancing lawan untuk keluar dari sarang pertahanannya dengan gocekan dan operan bolak-balik di kawasan tengah lapangan Bagitu ada kesempatan, bikin serangan terobosan.

Strategi itu tampaknya memang berhasil pada permulaan Pertahan Porto terus digempur oleh Bayern dan Porto tampaknya akan menjadi tikus yang dimangsa kucing belaka. Dan buah strategi Latteck itu tampak setelah 31 menit pertandingan berlangsung. Dalam gerebekan di muka gawang Porto, umpan lembaran dari rusuk kiri Bayern yang salah ditendang balik oleh seorng pemain belakang Porto – dimanfaatkan oleh Kogl. Sundulan kepalanya ke sudut kiri gawang Mlynarcxzik ternyata tidak dapat dijangkau oleh penjaga gawang terbaik dunia dari Polandia itu.

Namun, Lattek tetap saja tidak memperhitungkan dua hal. Pertama, Bayern tidak mempunyai jago tembak. Dietrich Hoeness dan Michael Rummeningge yang diharapkan ternyata belum mampu memanfaatkan serangan terobosan yang sekali-kali dibuat Bayer Menggagalkan sundulan kepala justru Mlynarezik paling andal dalam memetik bola dengan melompat tinggi-tinggi di tengah kerumunan penyerangan lawan.

Faktor kedua yang tidak diperhitungkan adalah perubahan strategi lawan Sebagai akibatnya antisipasi keadaan tidak terlihat pada pola permainan kesebelasan Bayern Munchen itu Padahal justru kemampuan Jorge mengubah strategi permainan itulah yang menjadi kunci kemenangan Porto. Setelah mendapati bahwa terobosan melalui serangan balik saja tidak cukup bahkan menghasilkan gol bagi Bayern di babak pertama. Jorge mengubah strategi permainan Porto di babak pertama Jorge mengubah strategi permainan Porto di babak kedua.

Pola bertahan digantikan dengan pola menyerang. Bola memang dirancang untuk berkembang dari daerah sendiri dan dibawa oleh seluruh pemain yang menyerang Tidak hanya menggagalkan Futre yang sementara itu sudah dikawal ketat dan dibuat tidak berkutik oleh Bayern. Titik serangan dipindahkan ke pemain nomor delapan, penyerang Madjer asal Aljazair. Dua kali ia hampir-hampir saja membuat gol bagi Porto, namun gagal memanfaatkan peluang emas karena tendangannya melenceng

Melihat kebuntuan itu, pola serangan diubah lagi oleh Jorge. Pemain Juari dimasukkan menggantikan salah satu pemain belakang Porto Instruksi dibawakannya adalah melakukan gempuran dari kanan, menggantikan peranan Madjer semula Perubahan pada lima belas menit terakhir pertandingan memang membawakan hasil. Titik lemah pertahanan Bayern sebelah kanan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Madjer. la lalu mengambil tempat di kiri dan menerobos ke tengah secara tajam dari arah itu. Juari yang memberinya bola dari arah kanan. Gol pertama lahir dengan cara itu. Gol kedua lahir dari terobosan Madjer di lini kiri operannya ke tengah langsung ditembakkan oleh Juari ke gawang Pfaff. Dengan dua gol dari Madjer dan Juari itu. Kemenangan Juari jelas sekali merupakan hasil perencanaan pertandingan yang matang melalui perubahan strategi permainan disaat yang menentukan.