Akan Ada Serangan-Serangan Baru

Sumber Foto: https://www.detiksumsel.com/nasional/pr-9747548168/mengenang-tragedi-bom-bali-12-oktober-2002-ini-kronologinya

Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid

Diperkirakan akan ada serangan-serangan baru dari teroris, jika pemerintah dan kepolisian tidak bekerja dengan giat, kata Abdurrahman Wahid kepada Moritz Kleine-Brockhoff wartawan “Der Tagesspiegel” Berlin, di kantor PBNU, Rabu (23/10) petang.

Berikut wawancara “Der Taggespiegel” (TS) dengan Abdurrahman Wahid (AW) yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:

TS: Siapa yang menurut pendapat Anda bertanggungjawab atas serangan Bali?

AW: Kemungkinan besar serangan itu dikerjakan oleh satu kelompok Islam fundamentalis Indonesia dengan dukungan dari luar negeri.

TS: Itu berarti, bahwa ada organisasi teroris internasional, mungkin al-Qaidah, yang beroperasi di Indonesia?

AW: Baru-baru ini di Arabia Saudi ada kelompok Islam ekstrim bernama “Laskar Jihad” membubarkan diri. Dua hari kemudian, satu kelompok yang namanya sama di Indonesia juga membubarkan diri. Tentu saja terdapat hubungan-hubungan internasional. Kelompok-kelompok militan di Indonesia didanai dari Timur Dekat.

TS: Fundamentalis Indonesia Abu Bakar Ba’asyir telah ditangkap. Apakah penangkapan itu betul?

AW: Ya, dia diduga seorang teroris. Ba’asyir mempunyai koneksi dengan kelompok-kelompok Muslim ekstrim di dalam dan luar negeri. Dia mendapat dukungan keuangan dari luar negeri. Buat apa orang memberinya uang, kalau dia tidak menjalankan agenda dari penyandang dananya?

TS: Menurut perkiraan Anda, Ba’asyir bertanggungjawab atas bom-bom Bali?

AW: Itu sulit untuk dipastikan. Boleh jadi, tetapi saya tidak tahu.

TS: Banyak negeri menganjurkan jangan berkunjung ke Indonesia. Apakah Anda memperkirakan akan ada serangan lebih lanjut?

AW: Memang. apabila pemerintah dan kepolisian tidak bekerja lebih giat, kita akan mengalami serangan teroris lebih lanjut. Polisi telah menangkap orang yang benar. Tetapi itu harusnya baru permulaan.

TS: Banyak orang Indonesia berpendapat bahwa AS-lah yang memasang bom di Bali itu dengan memaksud membuat tekanan terhadap Indonesia agar lebih keras menindaki terorisme. Dari manakah sikap anti-Amerika ini?

AW: Orang tidak memperhatikan, bahwa AS itu bertindak dalam beberapa hal secara tidak wajar, dan dalam hal-hal lain bertindak tepat. Apa saja yang datang dari Washington jadi ditolaknya.

TS: Menjelang serangan Bali, gugatan AS bahwa pemerintah terlalu pasif menghadapi terorisme itu tidak dihiraukan. Benarkah gugatan Washington itu?

AW: Ya. Tetapi orang umumnya tidak mengerti bahwa itu di Indonesia sekali-kali pun bukan masalah kemauan. Presiden Megawati Soekarnoputri waktu itu dan sekarang pun lemah. Beliau tidak bisa berbuat banyak.

TS: Orang-orang militan juga leluasa melakukan tindakan kekerasan sewaktu anda yang menjadi Presiden?

AW: Benar. Saya memerintahkan kepala polisi dan militer agar menindaki kelompok-kelompok tersebut. Tetapi perintah saya tidak dilaksanakan. Kemudian saya digeser dari jabatan saya.

TS: Pemerintah telah mengeluarkan dua dekrit anti-teror, orang dapat ditahan selama enam bulan tanpaa dakwaan. apakah itu baik?

AW: Tidak. undang-undang yang ada sebelum itu pun sudah cukup, hanya saja tidak pernah dilaksanakan. Dekrit yang baru-baru ini melanggar hak-hak asasi manusia. Kekuatan keamanan mau mengembalikan kekuasaan yang mereka kehilangan sejak jatuhnya Jendral Soeharto. Saya dapat memperkirakan bahwa mereka juga akan menyalahgunakan dekrit-dekrit anti-terror itu untuk melawan serikat buruh.

TS: Banyak orang Indonesia berpendapat bahwa AS melangsungkan peperangan melawan agama Islam. Apakah penangkapan terhadap Ba’asyir atas desakan AS akan memperkuat pendapat tersebut?

AW: Tidak. Penahanannya tidak akan disusul oleh huru-hara, jumlah pengikutnya di dalam negeri tidak seberapa. Sebagian besar orang Indonesia menganggap penahanannya itu benar. Kekhawatiran akan terjadi kekerasan itu tidak beralasan. Indonesia negara sekuler. Hampir semua orang Indonesia menghendaki supaya itu tetap demikian.