Pak Try, Prajurit Yang Lurus
Oleh: K.H. Abdurrahman Wahid
Saya mengenal Pak Try untuk pertama kali sekitar tahun 1984. Waktu itu saya dipanggil oleh Dandim Jakarta Selatan, “Pangdam minta saya menjemput Anda ke Markas Kodam”. Saya jawab, “Ada apa?” “Beliau ada sesuatu yang ingin dikatakan”, kata Dandim Jakarta Selatan. Kami langsung berangkat ke Markas Kodam di Cililitan. Setibanya di Makodam, Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Try Sutrisno sudah menanti.
Terus terang, dari situ saya melihat kalau Pak Try itu orangnya tenang, bekerja harus dengan peraturan yang ada dan punya banyak teman di sana-sini. Walaupun dia terikat dengan peraturan-peraturan, tetapi tidak suka membuat sesuatu yang drastis. Itulah pertama kali saya ketemu Pak Try sekitar tahun 1984-1985. Kemudian, kami bertemu lagi di Cipasung sewaktu Muktamar NU sekitar tahun 1994. Waktu itu Pak Try sebagai Wakil Presiden menutup Muktamar, di sana saya sempat mengobrol.
Setelah saya tidak jadi Presiden, saya berkali-kali pergi ke rumah Pak Try. Beliau itu memang orang yang tidak banyak ngomong tapi kerjanya betul-betul. Saya kagum dia punya banyak sekali teman, dimana-mana ada. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, Ibu Try itu masaknya enak.
Soal Peristiwa Tanjung Priok, saya melihat Pak Try itu sama kagetnya dengan saya, “Kok bisa terjadi begitu”. Saya tidak ikut-ikut dengan pendapat dari pers. Yang saya lihat, Pak Try itu mengutamakan aturan. Jadi istilah saya, ABRI itu selamat di tangan Pak Try, karena dia bekerja sesuai dengan peraturan, bukan dengan kehendaknya sendiri. Jadi kalau ada orang yang bilang Pak Try begini atau begitu, saya itu tertawa. Kenapa? Karena yang bicara itu dia tidak tahu siapa Pak Try. Pak Try itu orang yang berpegang pada peraturan, dan peraturan itu untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan perorangan.
Menurut saya, masa yang paling smooth kerjasamanya dengan ABRI adalah di jamannya Pak Try. Karena Pak Try tidak suka flamboyan, tidak suka macam-macam. Pak Try itu selalu melihat, umpamanya kalau ada beberapa langkah yang bisa membahayakan kita, dia mengingatkan pada kita akan dampaknya.
Terus terang, saya ini termasuk di antara orang-orang yang anti militerisme, segala sesuatu tentang militer lebih tahu daripada siapapun. Terus terang saya anti. Tetapi tentang Pak Try tidak. Pak Try itu istilah saya, sopan santun kepada pihak lain selalu dijaga, walaupun dia menguasai TNI/ABRI karena menjadi orang nomor satu di ABRI. Sewaktu menjabat Wakil Presiden dan menjadi orang nomor dua di bawah Pak Harto, dia juga tidak suka mengagung-agungkan atau membesar-besarkan peranannya. Saya senang Pak Try di situ, low profile.
Sebagai pemimpin, sikap kenegarawanan Pak Try yang menonjol adalah selalu memperhatikan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Hal ini sangat jauh berlainan dibanding dengan yang katanya sekarang demokratis. Semua berpikir tentang diri sendiri, bukannya tentang negara dan bangsa. Saya jadi saksi bahwa Pak Try adalah orang yang cinta pada bangsa dan negaranya dan terus berjuang untuk itu.
Sebagai sosok seorang prajurit, Pak Try itu orang yang pegang peraturan. Artinya dia tidak akan menyimpang dari peraturan-peraturan yang ada, berarti dia berlaku adil kepada sesama prajurit, dia tidak akan menindak mereka dengan aturan yang salah. Jadi kalau ada kesalahan tindakan dari Pak Try, itu kesalahan peraturannya bukan kesalahan yang disengaja atau dimaksudkan.
Pak Try kalau dibilang kesalahannya, kalau mau dicari-cari kesalahannya, yah itu tadi, terlalu meninggikan peraturan-peraturan, tapi kalau kita tidak mau begitu, maka semua akan berantakan. Kalau kita bicara detail, Pak Try itu orang militer yang percaya kepada peraturan dan konstitusi. Pak Try itu pemimpin muslim karena dia ibadahnya kencang, karena dia contoh moral yang baik, karena dia orang yang taat beragama dan sebagainya. Perkara dia bukan pemimpin Pergerakan Islam, itu soal lain. Yang jelas, Pak Try Sutrisno itu seorang muslim yang taat menjalankan ibadah.
Kalau diminta menggambarkan sosok Pak Try, saya bisa katakan Pak Try itu adalah sosok Prajurit yang lurus. Artinya dia tidak menyimpang dari peraturan-peraturan yang ada. Yang kedua, dia bekerja menurut peraturan-peraturan yang ada. Ini kesan saya tentang Pak Try.
Selamat ulang tahun yang ke tujuh puluh. Semoga Pak Try senantiasa dalam limpahan rahmat dan ridha Allah, diberikan kesehatan dan kesabaran, terus berjuang untuk bangsa dan negara, terus beramal untuk kemaslahatan orang banyak, dan mendapatkan husnul khaatimah.